I am so excited to start 2019 with an opportunity to visiting Hokkaido. This is my first time and has been on my bucket list since long time ago. Hokkaido famously known for their high quality corps and seafood products. You can find many products in the supermarket where it stated ‘from Hokkaido’, although the price is slightly more expensive nevertheless people still want to bought it. If it is not because the good quality, then I do not know for what it is.
Honestly, this trip is part of my babymoon. After quite long journey fought PCOS, through the ups and downs, we realized that we deserved a reward. Therefore we decided to give it a shot although it is only inside Japan and this time the itinerary is quite flexible considering my pregnancy at that moment. Our main goal is enjoy the nature as much as we can and also not forget to mention eat at many halal restaurants which you could not find in Kanto area. You can find the detail itinerary here.
Tak terasa setahun berlalu begitu cepat. Dan kini sudah menapaki 2019. Banyak kisah selama 2018, campur aduk, sedih, senang, semoga bisa menjadi pembelajaran untuk bekal menjalani 2019 dengan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Ucapan dalam bahasa jepang untuk tahun baru yakni:
Akemashite omedetou gozaimasu!
Kotoshi mo yoroshiku onegaishimasu!Minna ganbarimasyou! ^^
Gambaran tentang surga secara rinci terdapat dalam beberapa surah di Al-Quran antara lain:
A. QS 52:17-24
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,
فَاكِهِينَ بِمَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ وَوَقَاهُمْ رَبُّهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan Tuhan kepada mereka; dan Tuhan memelihara mereka dari azab neraka.
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
(Dikatakan kepada mereka), “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.”
مُتَّكِئِينَ عَلَىٰ سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ ۖ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ
Mereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.
وَأَمْدَدْنَاهُمْ بِفَاكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ
Dan Kami berikan kepada mereka tambahan berupa buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.
يَتَنَازَعُونَ فِيهَا كَأْسًا لَا لَغْوٌ فِيهَا وَلَا تَأْثِيمٌ
(Di dalam surga itu) mereka saling mengulurkan gelas yang isinya tidak (menimbulkan) ucapan yang tidak berfaedah ataupun perbuatan dosa.
وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ غِلْمَانٌ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ لُؤْلُؤٌ مَكْنُونٌ
Dan di sekitar mereka ada anak-anak muda yang berkeliling untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.
Satu level di surga dimana sebuah keluarga dikumpulkan di level yang sama. Misal suami lebih salih dan baik, maka istri akan naik level mengikuti suami. Allah swt tidak akan mengurangi kebaikan yang kita punya. Dengan rahmat Allah maka kita dapat mendapat nikmat surga meski amal kita tidak sepantaas itu untuk mendapatkan surga.
Wildanun mukholadun : Anak-anak muda seperti mutiara yang melayani di surga.
Biasanya saya akan menulis hasil treatment setiap cycle di bagian akhir masing-masing artikel. Namun kali ini saya ingin menuliskan kisahnya di artikel sendiri karena ada alur cerita sedikit berbeda kali ini.
Berawal dari rasa keingintahuan apakah obat pemicu ovulasi sudah hilang dari badan saya, hari ke 14 setelah ovulasi (Days Post Ovulation, biasa disingkat DPO) di pagi hari saya iseng menggunakan test-pack yang memang hanya sisa satu di kotak obat. Negatif? ah sudah biasa pikir saya. Iya, kalau boleh jujur, lama-kelamaan saya lebih tahan banting melihat hasil test-pack negatif. Awal-awal pastinya ada episode saya menangis, namun lama-kelamaan sudah bisa makin tegar dan selalu berusaha bangkit untuk memulai pengobatan di cycle berikutnya. Yang penting saya harus tetap semangat untuk berjuang.
Nah ini awal dari segala kegalauan yang makin menjadi. Ada garis tipis samar di bagian yang menunjukkan hasil positif. ‘Ya Allah apalagi ini?’ Iya, itu perasaan yang pertama kali terlintas. Kenapa? Karena saya merasa kalau kali ini jalan ceritanya berbeda dari bulan-bulan sebelumnya, saya belum siap. Benteng yang saya bangun baru cukup kokoh untuk membendung rasa kecewa melihat test-pack negatif. Setelah menenangkan diri, mulailah saya mencari di Google mengenai masa hidup obat pemicu ovulasi di dalam tubuh. Terdapat satu artikel yang menulis, kadar HCG obat tersebut di dalam darah akan menjadi separuh setiap 28 jam. Then I do the math! Setelah dihitung tampaknya masih ada sisa obat HCG pemicu ovulasi dalam darah. Hmmm.. yasudah pikir saya, positifnya adalah ya setidaknya pernah lihat hasil test-pack 2 garis meski bukan karena hamil betulan (menghibur hati ceritanya).
Suntik: Gonalef 25 IU sebanyak 4 kali, Gonalef 50 IU sebanyak 4 kali, dan Gonalef 75 IU sebanyak 4 kali.
Suntik: HCG 5000 IU untuk merangsang terjadinya ovulasi.
Jangka waktu pengobatan: 12 hari
Jenis tes laboratorium yang dilakukan:
Tes kadar hormon sebelum ovulasi: E2 (Estradiol) dan LH.
Tes Huhner untuk melihat kondisi sperma dalam rahim.
Cycle kali ini dimulai lebih lambat 1 hari dikarenakan sedang berbarengan dengan libur Obon di Jepang. Sebenarnya klinik masih buka, namun tidak ada dokter wanita yang praktek. Akhirnya saya memutuskan untuk konsultasi di hari ke-6 dari haid (biasanya dianjurkan dalam hari ke 1-5). Senin pagi saya sudah bersiap untuk ke klinik. Bismillah, ikhtiar episode ke sekian. Belum bosan kan baca kisahnya? Hehe
Kali ini treatment yang dilakukan cukup berbeda. Biasanya diawali dengan obat minum berupa Clomid maupun letrozole, namun kali ini langsung digunakan suntikan Gonalef. Sebelumnya saya sudah berlatih menyuntik dengan suster di klinik. Ya, obat ini kita suntikkan secara mandiri di rumah dengan dosis sesuai perintah dokter selama kurun waktu tertentu. Saat latihan pun saya deg-degan namun ternyata jarumnya yang pendek membuat nyerinya hilang sama sekali. Sebelumnya jika disuntik Gonalef di klinik menggunakan jarum suntik biasa, saya pasti meringis apaagi saat obatnya mulai dimasukkan. Ada rasa ngilu menusuk yang membuat saya mengaduh karena tak kuat kalau hanya diam. Maka dari itu, meski terlihatnya seram dengan suntik menyuntik ini, bagi saya hal ini justru saya syukuri karena saya menyuntik di kala sudah diketemukan metode jarum suntik berbentuk pulpen ini. Tak terbayang kalau saya masih harus meracik sendiri campuran bubuk obat dan cairan pelarutnya, kemudian menyuntik dengan jarum yang panjang dan pastinya ngilu. Ditambah pula obat ini dicover oleh asuransi Jepang. Sempat deg-degan membaca di internet bahwa di Indonesia bisa mencapai puluhan juta satu ampul. Alhamdulillah di Jepang cukup bayar 30% nya saja. Allah Maha Baik ^-^
Obat minum: Letrozole 25 mg, 5 tablet diminum hari ke 5-9 dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), untuk merangsang pertumbuhan folikel telur. Kemudian dilanjutkan Clomid 100 mg, 10 tablet (@50mg), diminum sehari 2 tablet pada hari ke 10-14 HPHT.
Suntik: Gonalef 75 IU sebanyak 4 kali.
Suntik: HCG 3000 IU untuk merangsang terjadinya ovulasi.
Jangka waktu pengobatan: 20 hari
Jenis tes laboratorium yang dilakukan:
Tes kadar hormon sebelum ovulasi: E2 (Estradiol) dan LH.
Tes Huhner untuk melihat kondisi sperma dalam rahim.
Tes kadar hormon setelah ovulasi: P4 (Progesteron).
Perubahan pola hidup yang saya lakukan:
Lari 3 km setiap 2 hari
Perbanyak jalan kaki dan naik tangga.
Mengurangi asupan karbohidrat dan gula.
Rutin mengkonsumsi brokoli rebus dan telur ayam rebus setiap hari.
Perbanyak asupan sayur dan buah.
Akhirnya setelah menstruasi datang, seperti biasa saya mengontak klinik untuk membuat appointment jadwal konsul. Kali ini saya melakukan hal yang sedikit berbeda, saya meminta agar dicocokkan jadwal dengan bu dokter S. Kenapa? Karena sebelumnya ibu dokter S inilah yang memberi opsi pada saya untuk mengganti obat Clomid dengan Letrozole. Siapa tahu saya sebenarnya clomid resistance dan baru bisa ovulasi dengan mencoba obat letrozole. Seperti kisah saya di bulan sebelumnya yakni karena konsul pertama bukan dengan ibu S, bu dokter J tetap meresepkan clomid. Sampai saya kesal sebenarnya kenapa tidak sinkron dengan ekspektasi sebelumnya yang diberikan bu dokter S. Maka dari itu saya memutuskan untuk mengubah strategi. Sebisa mungkin siklus ini konsulnya hanya dengan bu dokter S.
Obat minum: Clomiphene Citrate (Clomid) 100 mg, 10 tablet (@50mg) diminum sehari 2 tablet hari ke 5-9 dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), untuk merangsang pertumbuhan folikel telur. Kemudian dilanjutkan Clomid 50 mg, 5 tablet, diminum hari ke 10-14 HPHT.
Suntik: HMG 75 IU sebanyak 3 kali dan HMG 150 IU sebanyak 2 kali.
Obat minum: Sofia 100 mg, 10 tablet untuk merangsang datangnya haid (di akhir siklus).
Jangka waktu pengobatan: 25 hari
Bulan Mei ini dimulai lagi lah ikhtiar kami untuk mendapatkan buah hati. Hati ini sudah cukup tangguh lagi untuk diajak berjuang. Semua pasrah dan ikhlas karena Allah. Sesuai obrolan sebelumnya, saya mengira kali ini dokter akan mengganti obat dengan obat merk lain dan juga meningkatkan dosis suntikan. Akan tetapi ternyata masih diresepkan jenis dan dosis yang sama dengan bulan lalu. Bertanyalah saya kapan akan disuntik, kemudian beliau bilang setelah obat ini habis.
Sebenarnya saya masih bertanya-tanya mengapa dosis yang diberikan sama. Bukankah dengan begitu akan mendapatkan hasil yang sama seperti bulan lalu? Tapi baiklah saya coba percaya saja dengan bu dokter. Setelah dosis obat Clomid 100 mg untuk 5 hari habis, saya kembali ke dokter. Seperti sudah diduga, belum ada folikel telur yang cukup besar. Kemudian diresepkan lagi dengan Clomid 50 mg untuk 5 hari. Baiklah sabar, sabar, percaya bahwa dokter sudah mempertimbangkan tahapan pengobatan ini.
Everyone wants to be happy, no one wants to be in pain. But you can not have a rainbow without any rain.
TLDR:
Obat yang diresepkan:
Obat minum: Clomiphene Citrate (Clomid) 100 mg, 10 tablet (@50mg) diminum sehari 2 tablet hari ke 5-9 dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), untuk merangsang pertumbuhan folikel telur. Kemudian dilanjutkan Clomid 50 mg, 5 tablet, diminum hari ke 10-14 HPHT
Suntik: Gonalef 75 IU sebanyak 2 kali dan Gonalef 150 IU sebanyak 2 kali.
Suntik: Progesteron, untuk merangsang datangnya haid (di akhir siklus).
Jangka waktu pengobatan: 33 hari
Akhirnya menstruasi yang ditunggu datang juga. Saya bersemangat karena artinya ini saatnya memulai kembali ikhtiar kami dari awal. Seperti biasa saat menstruasi datang, saya akan menelepon ke klinik untuk meminta jadwal konsultasi dalam rentang waktu 5 hari sejak haid pertama kali. Seperti biasa saat bertemu pertama kali di awal siklus menstruasi, dilakukan USG-TV untuk mengecek kondisi rahim. Iya betul, kamu tak salah baca, USG nya dilakukan saat menstruasi! Saya pun sebenarnya risih tapi ya namanya ikhtiar, apapun setia dijalani. Tabah. hehehe
Suntik: Progesteron, untuk merangsang datangnya haid.
Obat minum: Clomiphene Citrate (Clomid) 50 mg, 10 tablet diminum hari ke 5-14 dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), untuk merangsang pertumbuhan folikel telur.
Suntik: HMG 75 IU sebanyak 1 kali dan HMG 150 IU 1 kali.
Suntik: Progesteron, untuk merangsang datangnya haid (di akhir siklus)
Jangka waktu pengobatan: 33 hari
Jenis tes laboratorium yang dilakukan:
Tes keseimbangan hormon untuk istri: LH, FSH, Prolaktin, E2 (Estradiol), Testosteron, Tiroid, dan AMH.
Tes penyakit menular seksual untuk suami dan istri: Clamidia, HIV, dan penyakit sejenis.
Tes tambahan khusus istri: Golongan darah, Rhesus darah, kadar Hemoglobin, kadar Glukosa dalam darah (HbA1c), serta antibodi Rubella.
Tes tambahan khusus suami: pengujian kualitas sperma (jumlah, tingkat keaktifan, jumlah yang bergerak lurus, dsb).
Tes lanjutan untuk istri: HOMA-IR untuk melihat apakah adanya resistensi insulin.
Melanjutkan kisah sebelumnya, akhirnya tibalah waktu untuk berkonsultasi di klinik yang baru. Setelah mengecek jadwal praktek dokter, ternyata di klinik ini terdapat dokter wanita. Sudah makin semangat, setidaknya tak perlu canggung untuk semisal diperlukan pemeriksaan USG Trans-Vaginal (USG TV). Ketika masuk ke klinik, suasana cukup ramai. Ternyata banyak juga orang Jepang yang datang ke klinik ini. Jadwal praktek untuk hari ini hanya ada dokter wanita, jadi tak perlu berpesan ke bagian registrasi untuk meminta jadwal konsultasi dengan dokter wanita pikir saya.
TLDR: Dirujuk ke Klinik Spesialis Fertilitas untuk pengobatan secara lebih intensif.
Nah menyambung kisah sebelumnya dimana saya diresepkan dokter untuk meminum clomid yang bertujuan membantu pematangan folikel telur, akhirnya sesuai yang disarankan pada rentang waktu hari ke 11-14 HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) saya konsultasi kembali ke dokter. Seperti biasa saya menemui ibu dokter dengan sebelumnya menyetorkan pr catatan suhu basal tubuh saya.
Suhu basal tubuh apa sih? Secara singkat suhu basal tubuh yakni suhu terendah tubuh dalam satu hari. Diukur saat bangun di pagi hari, sebelum memulai aktivitas apa-pun. Memakai termometer yang biasanya dimasukkan ke bawah lidah. Pada keadaan normal, suhu tubuh akan turun ke suhu terendah dari rata-rata suhu harian saat terjadi ovulasi. Bagi yang haid teratur, suhu basal sangat manjur untuk menghitung masa subur.
Melihat catatan suhu tubuh saya, bu dokter tidak mengatakan apa-apa kemudian langsung diperintahkan untuk USG TV (TransVaginal). Nah saat USG TV terlihatlah oleh saya bakal-bakal folikel telur yang memang cantik bulat menul-menul namun beliau mengatakan nampaknya belum akan matang. Kemudian bu dokter mengukur sesuatu di rahim saya. Selesai USG TV, kemudian bu dokter menjelaskan hasilnya.