Tadabbur Surah Al-Qasas (Surah ke-28)

sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis

Ayat 21
Artinya : Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”.

Maka Musa keluar dari kota Fir’aun dengan diliputi rasa takut. Maka Musa berdoa kepada Allah supaya berkenan menyelamatkannya dari orang-orang yang zhalim. Lalu pergilah ia ke kota Madyan dimana tinggallah Nabi Syuaib disana.

Ayat 22
Artinya : Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdoa (lagi): “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar”.

Ayat 23
Artinya : Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”.

Ketidakkuatan dan kelemahan fisik kedua wanita tersebut untuk menerobos kumpulan orang-orang lelaki sehingga mereka menunggu hingga binatang-binatang ternak orang-orang tersebut pulang terlebih dahulu, kemudian mereka berdua baru memberikan minum bagi ternak mereka. Ketika Musa melihat mereka berdua, hati Musa merasa iba.

Ayat 24
Artiya : Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”.

Maka Musa menggatikan mereka berdua memberikan minum hewan ternak mereka dan dia berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku membutuhkan kebaikan jenis apa pun yang Engkau berikan kepadaku”. Musa berada dalam kesulitan, kelelahan, kelaparan, maka Ia bermohon pada Allah jalan keluar darinya.

Ayat 25
Artinya : Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami”. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu’aib berkata: “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”.

Ketika Musa sampai pada ayah wanita itu dan menceritakan kepadanya kisah dirinya bersama Fir’aun dan kaumnya, ayah wanita itu berkata, “Janganlah takut. Kamu telah selamat dari kaum yang zhalim. Yaitu, Fir’aun dan kaumnya. Sebab, ia tidak memiliki kekuasaan atas negeri kami.”

Ayat 26
Artinya : Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.

Ayat 27
Artinya : Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”.

Nabi Syuaib menunjukkan betapa berharga putrinya sehingga ia meminta imbalan pada Musa berupa masa kerja selama delapan tahun, 10 tahun digenapkan. Hal ini adalah wujud penjagaan seorang Ayah terhadap putrinya. Menikahkannya dengan orang yang baik akhlak dan budi pekertinya.

Ayat 28
Artinya : Dia (Musa) berkata: “Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”.

Ayat 29
Artinya : Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”.

Musa menepati tempo waktu selama sepuluh tahun kepada Nabi Syuaib, yaitu tempo waktu yang lebih lama, dan kemudian berangkat bersama keluarganya menuju Mesir.

Ayat 30
Artinya : Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.

Ayat 31
Artinya : dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseru): “Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman.

Ayat ini menjelaskan mukjizat Nabi Musa dari Allah. Musa pun kaget melihat tongkatnya berubah menjadi ular. Kemudian Allah menenangkannya.

Ayat 32
Artinya : Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Ayat 33
Artinya : Musa berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.

Ayat 34
Artinya : Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”.

Ayat 38
Artinya : Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.

Ahli pembuat tower pada jaman Firaun adalah Hamam, tujuannya agar Firaun bisa melihat Tuhannya Musa. Nama Hamam ini pun juga ditemukan pada prasasti orang Mesir. Hal ini menunjukkan betapa Al-Quran itu terpelihara keasliannya. Bahasanya pun sama dengan saat diturunkan pertama kali.

Zaid bin Tsabit adalah penulis Al-Quran. Mulanya Alquran masih berupa huruf gundul. Seiiring meluasnya kekhalifan Islam, maka diberikan tanda baca agar yang bukan penutur bahasa arab tetap dapar membacanya dengan benar. Pada jaman Khalifah Ustman bin Affan lah baru Al-Quran di beri tanda baca.

Terdapat banyak doa yang diajarkan di dalam Al-Quran. Misalnya :
Surah Thaha Ayat 25-28, “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,supaya mereka mengerti perkataanku”

Surah Al-Furqan Ayat 74, “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Penghuni Surga

(sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)

Gambaran tentang surga secara rinci trdapat dalam beberapa surah di Al-Quran antara lain:

A. QS 52:17-24

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,

فَاكِهِينَ بِمَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ وَوَقَاهُمْ رَبُّهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan Tuhan kepada mereka; dan Tuhan memelihara mereka dari azab neraka.

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
(Dikatakan kepada mereka), “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.”

مُتَّكِئِينَ عَلَىٰ سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ ۖ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ
Mereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.

Continue reading “Penghuni Surga”

Kandungan Syahadat

(sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)

Terdapat beberapa kandungan dari kalimat syahadat, yakni:
A. Ikrar
QS 3:18

شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَاُولُوا الۡعِلۡمِ قَآٮِٕمًا ۢ بِالۡقِسۡطِ‌ؕ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُؕ‏ ﴿۱۸﴾

18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu [188] (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [188] Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.

QS 7:172
وَ اِذۡ اَخَذَ رَبُّكَ مِنۡۢ بَنِىۡۤ اٰدَمَ مِنۡ ظُهُوۡرِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَ اَشۡهَدَهُمۡ عَلٰٓى اَنۡفُسِهِمۡ‌ ۚ اَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡ‌ ؕ قَالُوۡا بَلٰى‌ ۛۚ شَهِدۡنَا ‌ۛۚ اَنۡ تَقُوۡلُوۡا يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنۡ هٰذَا غٰفِلِيۡنَ ۙ‏ ﴿۱۷۲﴾

172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”

Continue reading “Kandungan Syahadat”

Merenungi Ciptaan Allah dalam Diri Manusia

Jpeg

(sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)

Tabi’in : Tafakur adalah cahaya yang masuk ke dalam hatimu

Hasan Al-Basri: Tafakur sejenak lebih baik daripada shalat semalam suntuk tanpa bertafakur

QS 23: 12-14

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ

(Bahasa Indonesia)
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.

ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ

(Bahasa Indonesia)
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

(Bahasa Indonesia)
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.

Continue reading “Merenungi Ciptaan Allah dalam Diri Manusia”

Wanita Penghulu Surga

Jpeg

(sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)

Khadijah binti Khuwailid. Penghulu: pemimpin

Khadijah dilahirkan tahun 68 sebelum hijrah. Pada masa jahiliyah ia dipanggil Ath Thaharoh (wanita suci) karena senantiasa menjaga kesucian dirinya, setelah suaminya meninggal, Khadijah tidak menikah lagi dan sibuk berniaga. Ia adalah seorang saudagar wanita terhormat dan kaya raya.

Pernikahan dengan Rasulullah
– Mahar 20 ekor unta
– Usia Nabi 25 tahun, Khadijah 40 tahun
– Qasim lahir tahun ke-4 pernikahan, meninggal usia 2 tahun
– Zainab lahir saat usia Rasul 30 tahun
– Ruqayyah lahir saat usia Rasul 33 tahun
– Ummu Kultsum lahir
– Fatimah lahir saat usia Rasul 35 tahun
– Zaid bin Haritsah diangkat anak karena keinginan memiliki anak lelaki
– Saat Fatimah berusia 2 tahun, mengajak Ali bin Abi Thalib yang berusia 7 tahun untuk tinggal bersama

Continue reading “Wanita Penghulu Surga”

Kesedihan dan Kesenangan Datangnya dari Allah

(Sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)

salah satu wasiat agar kita tidak menjadi orang yang merugi, dalam surah Al-Asr ayat 3 disebutkan yakni:

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Semua orang tak lepas dari permasalahan di dunia. Namun pasti ada kalanya kesenangan datang. Seperti itulah hidup. Di antara kesedihan itu, Allah pasti beri kita hiburan. Begitu pula di antara kesenangan kita itu, Allah beri sedikit ujian.

Continue reading “Kesedihan dan Kesenangan Datangnya dari Allah”

Kisah Penghuni Surga dalam Al-Quran

(Sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)

Gambaran tentang surga secara rinci terdapat dalam beberapa surah di Al-Quran antara lain:

A. QS 52:17-24

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,

فَاكِهِينَ بِمَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ وَوَقَاهُمْ رَبُّهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan Tuhan kepada mereka; dan Tuhan memelihara mereka dari azab neraka.

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
(Dikatakan kepada mereka), “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.”

مُتَّكِئِينَ عَلَىٰ سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ ۖ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ
Mereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.

وَأَمْدَدْنَاهُمْ بِفَاكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ
Dan Kami berikan kepada mereka tambahan berupa buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.

يَتَنَازَعُونَ فِيهَا كَأْسًا لَا لَغْوٌ فِيهَا وَلَا تَأْثِيمٌ
(Di dalam surga itu) mereka saling mengulurkan gelas yang isinya tidak (menimbulkan) ucapan yang tidak berfaedah ataupun perbuatan dosa.

وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ غِلْمَانٌ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ لُؤْلُؤٌ مَكْنُونٌ
Dan di sekitar mereka ada anak-anak muda yang berkeliling untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.

Satu level di surga dimana sebuah keluarga dikumpulkan di level yang sama. Misal suami lebih salih dan baik, maka istri akan naik level mengikuti suami. Allah swt tidak akan mengurangi kebaikan yang kita punya. Dengan rahmat Allah maka kita dapat mendapat nikmat surga meski amal kita tidak sepantaas itu untuk mendapatkan surga.

Wildanun mukholadun : Anak-anak muda seperti mutiara yang melayani di surga.

Continue reading “Kisah Penghuni Surga dalam Al-Quran”

Tadabbur Surat Al-Muzzamil

(Sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)

Surat Nun adalah surat yang berisi hiburan kepada Rasulullah.

Tujuan utama Allah menurunkan surat ini kepada Rasulullah yakni sebagai peringatan bahwa setelah ini akan ada cobaan yang lebih berat.

Ayat 1:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ

Wahai orang yang berselimut (Muhammad)!

Yang sedang berselimut yakni Rasulullah. Terdapat surat yg sama maknanya yakni Al-Muddatsir.

Ayat 2:
قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا

Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil,

Salat malam adalah bekal dari Allah untuk Rasulullah agar makin kuat menghadapi cobaan dalam penyebaran dakwah.

Bangun di malam hari sebenarnya bisa kita kontrol. Sekali seorang bisa mengontrol hawa nafsunya sehingga dapat bangun untuk solat malam, maka insya Allah dia bisa mengendalikan hawa nafsunya di hal apa saja.

Ayat 3:
نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا

(yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu,

Sebelumnya salat malam yakni diwajibkan bangun semalaman (salat
sepanjang malam) untuk salat dan hanya sedikit tidurnya.

Kemudian dikurangi menjadi separuh malam untuk salat dan separuhnya untuk tidur.

Kemudian akhirnya dikurangi menjadi 1/3 malam salat dan 2/3 malam untuj tidur.

Continue reading “Tadabbur Surat Al-Muzzamil”

Syukur

(Sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)

Keutamaan majelis ilmu:
orang-orang yang datang ke majelis ilmu mendapatkan kebaikan dan diampuni dosanya. Bahkan tak hanya orang yang mengikuti, orang-orang yang sekedar mampir maupun yang berada di sekitarnya pun mendapakan pahala.

Belajar syukur kepada Nabi Sulamiman

Surat Shad ayat 35:

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Dia berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Pemberi.”

Surat Saba:13
يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ ۚ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.

Continue reading “Syukur”

Menjaga Ukhuwah

Ada dua hari raya bagi umat muslim yakni:
– Idul Fitri
– Idul Adha

Sebenarnya yang seharusnya lebih meriah yakni Idul Adha. Yakni dengan adanya hari Tasyrik.

Ukhuwah: artinya yakni ikatan

Ukhuwah Islamiyah: Ikatan karena sesama muslim.

QS 3: 103
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.

Continue reading “Menjaga Ukhuwah”