Taman

Terdengar simpel tapi sebetulnya sebuah kemewahan. Sejak sampai di Jepang, kagum dengan tata kotanya. Rapi dalam hal memikirkan fasilitas umum untuk kegiatan masyarakat. Tokyo sebagai kota dengan populasi tertinggi di dunia, saat ini sekitar 37 juta jiwa menjadikan rumah disini mini dengan pembangunan ke atas karena lahan pun terbatas. Namun bukan berarti semua dihajar jadi bangunan beton, pasti dalam radius jalan kaki terdapat taman. Jadi anak sekolah di sini masih umum janjian ketemu itu di taman.

Sebegitu pentingnya taman ini agar masyarakatnya tidak sumpek amat hidupnya apalagi rumah tipe selonjor saja susah rata-rata. hehe. Weekend dengan cuaca cerah sudah dapat dipastikan taman bakal diserbu. Ini juga jadi pertimbangan utama kami mantap membeli rumah di daerah ini. Hanya 1 menit jalan kaki ke taman kecamatan yang luasnya 10 hektar. Tidak semua taman seluas ini. Kami beruntung.

Fasilitasnya lengkap dari lapangan tenis, taman bermain anak, taman atletik anak, kolam air anak, pantai buatan, lapangan futsal, dll. Semua gratis, tinggal booking saja di web slot waktu yang diinginkan. A-chan setiap hari sekarang sudah mulai saya bawa main kesini. Karena luas, jadi tidak begitu padat pengunjung rasanya. Adanya taman ini sangat terasa manfaatnya membuat kegiatan masyarakat jadi lebih positif dan juga sehat. Jadi termotivasi karena orang jepang mau sampai lansia pun hobi bergerak aktif baik lari, hiking, maupun jalan yang sudah jadi rutinitas. Tidak heran jadi sehat dan umur panjang. Kemarin baru lirik fasilitas main air untuk anak-anak apalagi mau musim panas begini, pas sekali.

Lebaran di kala Pandemi

Lebaran di kala pandemi kali ini terasa sedikit berbeda. Mungkin bagi yang di tanah air, lebarna kali ini sangat berbeda karena harus meminimalisir kumpul saudara serta tidak mudik. Lagi-lagi karena pandemi. Biasanya kumpul handai taulan di kala lebaran, kemudian karena pandemi semua harus menjaga diri. Pasti sangat terasa sepi.

Berbeda dengan kami. Ini sudah lebaran tahun ke 6 tanpa berkumpul dengan keluarga, bahkan orang tua. Perbedaan di tahun ini yakni bahkan kami tidak berkumpul dengan tetangga indonesia lainnya. pandemi memaksa untuk membatasi diri. Dikarenakan jangan sampai mejadi carrier asymptomatic yang membahayakan orang lain. Semoga pandemi segera berlalu. Sudah rindu berkumpul.

Fase Nempel Kemanapun

Hilang sedetik langsung gusar. Itulah fase tumbuh kembang A-chan sekarang. Ibu dan Ayahnya tak boleh beranjak jauh dari penglihatannya. Kalau menjauh, akan ditempelin kemanapun perginya.

Foto ini ceritanya ayahnya sedang ke ruang laundry. Ditungguin depan pintu sampai diintipin padahal yang terlihat cuma kaki. Dinikmati karena nanti pasti akan rindu masa ini. 24/7 with you. Sehat selalu ya nak.

Latihan Tanggap Bencana

Jepang terkenal dengan sering mengalami bencana alam. Terutama gempa karena terletak di pertemuan lempeng. Maka dari itu sangat penting bagi warganya untuk mempersiapkan diri kala terjadi bencana agar dapat tetap survive. Pemerintah Jepang sudah memikirkan hal ini, maka kegiatan penyuluhan bencana bersifat wajib. Baik di lingkungan perumahan, sekolah, dan fasilitas umum. Kali ini saya kan bercerita mengenai penyuluhan bencana di lingkungan apato saya. Ini pengalaman kedua saya. Perdana kali yang saya ikuti sewaktu menjadi mahasiswa di Kobe.

Rasanya saat mengikuti penyuluhan ini memang beda. Dibuat mirip seperti saat bencana sebenarnya. Bahkan dibuatkan tenda berasap untuk mengajarkan cara menyelamatkan diri saat kebakaran. Asli gelap! deg-degan berasa. Beberapa jenis kegiatan yang saya ikuti yakni:

  • Latihan menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Tabung kecil berwarna merah ini memiliki slot kunci yang harus dibuka saat akan digunakan. Saya diajarkan cara membuka, dan juga mengarahkan selangnya untuk memadamkan api.
  • Latihan merayap dalam gelap sebagai simulasi ruangan yang terbakar.
  • Latihan menggunakan AED (Automated External Defibrillator). Bagian ini cukup menantang, karena kita diharapkan tak hanya mengandalkan alat, namun juga pertolongan pertama saat henti jantung. Cukup pegal tangan ini berusaha menekan jantung sesuai irama yang diaba-aba oleh petugas pada boneka model peraga.
  • Latihan simulasi gempa. Berlindung dengan berpegangan kaki meja. Lagi-lagi sampai deg-degan. Skala yang digunakan yakni 7 shindo. Sekitar 8 SR. Goncangan pun tak hanya ke kanan kiri
  • Penutupan dengan berfoto bersama mobil pemadam kebakaran. Oya, bisa juga memakai baju pemadam kebakaran lengkap maupun memakai topinya juga!

Sakura Kala Corona

Foto dengan sakura di 2020 terasa berbeda sekali dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini hanya sekedar lewat, tanpa piknik. Mengikuti anjuran pemerintah untuk social-distancing. Tentu tak sebanding resiko dengan kesenangan melihat sakura. Toh tahun depan akan mekar lagi. Berfoto kali ini sekedar menangkap momen sakura karena kini anggota keluarga kami sudah bertambah satu. Kami mencari lokasi taman yang sepi. Ternyata angin sepoi membuat A-chan sayup tertidur. Mungkin dia lega akhirnya menghirup udara luar setelah sebelumnya hanya bisa dari balkoni apato. Padahal baru saja kami jalan dari apato. Tamannya ini persis terletak di seberang apato. Cekrek weh tetep, lalu kami buru-buru pulang.

Jalan-jalan Kala Corona

Berhubung sedang takut corona, jadi jalan-jalannya menjauhi spot turis. Bersepeda sambil eksplorasi landscape sekitar rumah. Sejak Oktober tahun lalu pindah ke rumah yang sekarang memang belum menjelajah sebenarnya.

Di dekat rumah ada stadium untuk pertandingan bola hoki Olimpiade 2020. Semua infrastruktur disiapkan. Tak terkecuali jalan. Bisa lihat perbandingannya? Trotoar pejalan kaki sana luasnya denga jalur mobil. Plus ada untuk jalur sepeda 2 arah. Nah yang warna kuning di trotoar itu penuntun untuk yang tunanetra. Diharapkan penonton memakai transportasi umum soalnya. Macet dong karena jalur mobil cuma kecil? Enggak! Karena ga banyak mobilnya. Ini aja di foto kosong. Padahal hari libur. Orang-orangnya kemana? Biasanya sih sepedaan ke taman trus aktivitas di sana. Berjemur, barbeque party, main bola, semua ada deh. Mobilnya Jepang mah dijualinnya ke ibu pertiwi :p

Kehamilan di Jepang – part 1

Lambang di gantungan kunci yang dimiliki oleh ibu hamil di Jepang

Artikel ini adalah artikel pengantar sebelum beberapa artikel mendetail berikutnya yang akan saya tulis di blog mengenai kehamilan di Jepang. Beberapa pertimbangan umum yang saya ambil hingga akhirnya memutuskan untuk melahirkan di Jepang. Meski sebenarnya bayang-bayang banyaknya dayang-dayang yang akan membantu jika semisalnya persalinan saya lakukan di Indonesia sangatlah menggoda iman XD hahaha..

Beberapa poin akan saya jabarkan secara singkat dan mengenai detailnya akan saya tulis di artikel berikutnya.

Continue reading “Kehamilan di Jepang – part 1”

最終講義 (Saisyuu Kougi) : The Last Lecture

Minggu ini menemani suami napak tilas ke kampusnya dulu. Kali ini tujuan utamanya menghadiri kuliah terakhir mantan sensei pembimbing saat program Master di Universitas Tohoku. Dalam budaya jepang, hubungan para anggota lab sangatlah erat, sebuah inner (naka) 中 circle. Dimana jepang mengenal konsep inner dan outer (soto) 外 circle. Tak heran hubungan senpai (senior) dan kohai (junior) pun terbangun erat. Saling bantu dalam dan di luar studi (Bahkan teman dan senpai lab suami ada yang datang ke resepsi pernikahan kami di Semarang).

Kuliah terakhir ini dihadiri semua mantan anak didik Sensei sejak awal beliau memimpin lab. Sebuah penghormatan terakhir kepada orang yang berjasa atas salah satu momen penting dalam hidup yakni bekal studi sebelum memasuki dunia kerja. Salah satu keuntungan memiliki sensei yang terkenal di bidangnya yakni akses networking eksklusif karena banyak anak didiknya yang sudah sukses memimpin perusahaan dan juga dana riset yang besar. Sensei sudah seperti Bapak pengganti selama merantau. Teringat kisah suami saat pertama kali jadi mahasiswa exchange yang baru belajar baca huruf hiragana dan katakana, kemudian ditanya hobinya apa oleh sensei. Maksud hati menjawab apa, yang keluar malah 掃除します(souji shimasu) alias bebersih. Tentu semua orang heran, dan akhirnya merespon ‘wah rajin ya’. Akhirnya baru ngeh salah kosakata kemudian. Beliau pula yang mengajarkan cara memegang sumpit yang benar, dan banyak pelajaran kehidupan lainnya.

Continue reading “最終講義 (Saisyuu Kougi) : The Last Lecture”

Halal Restaurant in New Sapporo Chitose Airport Hokkaido

Name: Donburi Chaya

Location: Domestic Terminal Building 3F

Open: 10.30 – 20.30 JST

We close our babymoon trip in Hokkaido with a seafood treat for our self. Lucky for us, the restaurant is located exactly inside the New Chitose Airport. Therefore we didn’t need to battling with the cold weather. Yaiy!

Actually I am not really interested because we has just ate lunch around 4 hours before. However my husband convinced me to give it a try because It is Hokkaido! Seafood is a must have menu here. The ambience of the restaurant is very cozy and modern. We sat directly in front of the chef.

Continue reading “Halal Restaurant in New Sapporo Chitose Airport Hokkaido”

Best Halal Ramen in Hokkaido

Name: Houryu Ramen

Location: Google Maps

Ever wondered a bowl of halal ramen with Michelin star award? Yes, you could try it in Hokkaido. It is originally established in Hokkaido. Located in the heart of Sapporo city, you could reach it easily since it is only walking distance from Sapporo station. The name is Houryu Ramen. You should be careful because if you search for Houryu Ramen in Google Maps, there are several stores with the same name in Sapporo. The only store that served halal menu is the flagship store.

It is a small restaurant with 6 seats in front of the chef’s kitchen and 3 tables with 4 seats each. Only 18 seats available. A small one but once you have tried the ramen soup, you could understand why many people love to spending their time queue even in the middle of winter season. Me and my husband were lucky enough that we do not have to queue once we arrived in the doorstep of the restaurant. The waiter saw my hijab and directly ask ‘halal menu?’. This is one of advantage wearing hijab. It shows the identity of a moslem and people around you will directly understand what to served for you.

Continue reading “Best Halal Ramen in Hokkaido”