Funin Chiryou – 5th Trial (7 of 8)

TLDR:

Obat yang diresepkan:

  1. Suntik: Gonalef 25 IU sebanyak 4 kali, Gonalef 50 IU sebanyak 4 kali, dan Gonalef 75 IU sebanyak 4 kali.
  2. Suntik: HCG 5000 IU untuk merangsang terjadinya ovulasi.

Jangka waktu pengobatan: 12 hari

Jenis tes laboratorium yang dilakukan:

  1. Tes kadar hormon sebelum ovulasi: E2 (Estradiol) dan LH.
  2. Tes Huhner untuk melihat kondisi sperma dalam rahim.

Cycle kali ini dimulai lebih lambat 1 hari dikarenakan sedang berbarengan dengan libur Obon di Jepang. Sebenarnya klinik masih buka, namun tidak ada dokter wanita yang praktek. Akhirnya saya memutuskan untuk konsultasi di hari ke-6 dari haid (biasanya dianjurkan dalam hari ke 1-5).  Senin pagi saya sudah bersiap untuk ke klinik. Bismillah, ikhtiar episode ke sekian. Belum bosan kan baca kisahnya? Hehe

Kali ini treatment yang dilakukan cukup berbeda. Biasanya diawali dengan obat minum berupa Clomid maupun letrozole, namun kali ini langsung digunakan suntikan Gonalef. Sebelumnya saya sudah berlatih menyuntik dengan suster di klinik. Ya, obat ini kita suntikkan secara mandiri di rumah dengan dosis sesuai perintah dokter selama kurun waktu tertentu. Saat latihan pun saya deg-degan namun ternyata jarumnya yang pendek membuat nyerinya hilang sama sekali. Sebelumnya jika disuntik Gonalef di klinik menggunakan jarum suntik biasa, saya pasti meringis apaagi saat obatnya mulai dimasukkan. Ada rasa ngilu menusuk yang membuat saya mengaduh karena tak kuat kalau hanya diam. Maka dari itu, meski terlihatnya seram dengan suntik menyuntik ini, bagi saya hal ini justru saya syukuri karena saya menyuntik di kala sudah diketemukan metode jarum suntik berbentuk pulpen ini. Tak terbayang kalau saya masih harus meracik sendiri campuran bubuk obat dan cairan pelarutnya, kemudian menyuntik dengan jarum yang panjang dan pastinya ngilu. Ditambah pula obat ini dicover oleh asuransi Jepang. Sempat deg-degan membaca di internet bahwa di Indonesia bisa mencapai puluhan juta satu ampul. Alhamdulillah di Jepang cukup bayar 30% nya saja. Allah Maha Baik ^-^

Pulpen Gonalef kali ini diresepkan sebesar 450 IU. Dari klinik saya sudah diberi stok  jarum pulpen, swap alkohol beserta plester, dan juga tabung untuk membuang jarum suntik. Tak lupa pula ada satu lembar petunjuk pemakaian secara umum beserta catatan dosis sisa dalam pulpen Gonalef untuk masing-masing hari. Dengan demikian, saya bisa mengkonfirmasi kesesuaian antara dosis yang disuntikkan dengan dosis sisa di pulpen Gonalef.

Saya memilih jam menyuntik antara pukul 20.30-21.00. Suster menyarankan obat disuntikkan dalam kurung waktu yang sama plus minus 30 menit. Pulpen Gonalef saya simpan di kulkas dan baru dikeluarkan saat akan dipakai. Awal-awal menuntik rasanya masih kagok karena belum terbiasa. Namun mulai hari ke-4 rasanya sudah mulai cak-cek step tangan ini dalam menyuntik, tidak kelabakan seperti awal-awal. Jadi tenang saja tak perlu khawatir meski terdengar seram menyuntik sendiri, lama-lama akan terbiasa kok ^^

Dosis yang diberikan yakni 25 IU selama 4 hari mulai hari ke 6-9, kemudian akan dicek pada hari ke 10 untuk melihat bagaimana dosis berikutnya apakah perlu ditambah. Pada hari ke 10, saat dicek terdapat satu folikel telur  di kiri dengan ukuran 9 mm dan ketebalan endometrium 5,1 mm. Masih dalam rentang normal. Saya senang apalagi dengan ketebalan endometrium yang sangat baik untuk di hari ke 10. Hal ini tampaknya memang karena saya tidak meminum Clomid lagi yang salah satu efek sampingnya yakni menipiskan rahim. Juga tentunya olahraga rutin yang akhirnya membantu menormalkan lagi metabolisme tubuh saya.

Kemudian dokter meresepkan dosis berikutnya yakni 50 IU selama 4 hari kemudian pada hari ke 14 akan kembali dicek kondisi folikel telur dan rahim. Oh ya ini merupakan poin penting selama penggunaan suntik Gonalef yakni pengecekan kondisi rahim dan folikel telur oleh dokter secara teratur untuk menghindari terjadinya OHSS.

Pada hari ke-14 saya kembali datang untuk melakukan pengecekan ukuran folikel telur. Bu dokter yang berbeda dengan pengecekan hari ke 10 sedang praktek hari itu. terdapat satu folikel telur berukuran 9 mm di sebelah kanan. Sedangkan yang kiri tidak ada. Wah hilang dong yang kemarin hari ke-10 pikir saya. Yasudah yang penting tetap optimis. Lalu Bu dokter meresepkan untuk menaikkan dosis suntikan menjadi 75 IU selama 4 hari ke depan. Saya diberi satu Gonalef pen 300 IU sebagai tambahan untuk kali ini.

Hari ke 18 saya datang lagi untuk kontrol. Deg-degan sih pastinya. Saya atasi dengan banyak-banyak istighfar. Kalau Allah mau memberi rejeki, pastinya akan dipermudah jalannya pikir saya. Saat pertama kali meneropong ovarium kanan, tampak belum ada folikel yang dominan. Kemudian Bu dokter berpindah ke kiri. Agak sulit meneropongnya sampai ia harus sedikit menekan perut saya. Masya Allah! Ternyata folikel di kiri yang ada di hari ke-10 tidak hilang. Kemarin tampaknya memang terlewat saja karena harus sedikit ditekan baru terlihat si folikel telur ini. Saat diukur sekitar 20.2 mm. Ketebalan rahim 8mm. Alhamdulillah keduanya ideal untuk dapat terjadi ovulasi dan penempelan embrio. Kemudian seperti biasa diambil darah untuk dites kadar hormon Estradiol (E2) dan juga LH. Hasilnya keluar dalam 1 jam. Kebetulan saya belum solat Ashar. Jadi waktu yang ada saya pakai untuk ke masjid terdekat. Setelah selesai solat dan tentunya bersyukur serta berdoa memohon kemudahan dalam proses ini, saya kembali ke klinik.

Hasil lab menunjukkan saya akan ovulasi beberapa hari lagi, namun agar dapat diperkirakan dengan baik saat folikel telur berovulasi, maka saya diberi suntikan HCG. Kemudian Bu dokter memberi info kapan waktu untuk ‘bikin pr’ selama masa subur ini. Kali ini saya diberi timing Minggu malam antara pukul 10 hingga 6 pagi. Kemudian nantinya hari Senin jam 10 pagi saya diharuskan ke klinik untuk melakukan Huhner Test. Alhamdulillah hasil Huhner Test nya pun baik. Artinya 2 minggu ke depan saya tinggal berdoa hasil yang terbaik. Kali ini rasanya lebih pasrah dan ikhlas. Pastinya waktu terbaik sudah Allah persiapkan. Batas ikhtiar semaksimal mungkin sudah saya lakukan, tinggal menanti karunia Allah itu dititipkan.

Salah satu pelajaran penting dari proses promil selama ini yang sangat saya rasakan yakni Allah beri saya waktu untuk berlatih sabar dan menyadari bahwa hidup ini Allah yang atur, bukan saya. Dulu mungkin saya berpikir saya bisa meraih semua yang saya inginkan, sebutlah sekolah di sekolah favorit, jadi juara kelas, kerja di perusahaan bagus, dan sederet resolusi tahunan yang akhirnya bisa saya beri tanda centang karena berhasil diwujudkan.

Namun ketika dihadapkan dengan promil ini, saya betul-betul mati kutu. Semua keangkuhan saya runtuh. Saya tersadarkan betul hidup ini bukanlah saya yang atur. Allah lah yang memberi karunianya dalam setiap perjalanan hidup saya. Yang bisa saya maksimalkan yakni berikhtiar dan merayu Allah agar memberikan hasil terbaik sesuai pertimbangan-Nya. Bukankah dikatakan dalam Al-Quran:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q.S. 2: 216)

Poin inilah yang salah satunya membuat saya lebih ikhlas dan ringan dalam melangkah. Segala ikhtiar saya maksimalkan. Ibadah tak hanya yang wajib, yang sunnah pun saya rutinkan, tentunya sambil terus memohon keistiqamahan Allah agar ibadah ini menjadi sebuah kebiasaan dan kebutuhan bagi saya seterusnya. Bukan hanya di saat saya mengalami kesulitan hidup saja. Jika rasa malas ibadah mulai menyerang, sebisa mungkin saya lawan.

Apalagi misal sudah saya niatkan solat Tahajud, saya cuci muka berkali-kali agar betul-betul segar saat shalat. Saya ingin Allah tahu saya betul-betul serius ingin menjadi pribadi yang lebih Ia ridhoi. Bukankah pernah dikatakan jika mengejar dunia, Allah akan beri semua namun tanpa bagian di akhirat. Namun jika mengejar akhirat, semua yang ada di dunia akan mendekat bahkan tanpa kita usaha keras meraihnya. Itulah rahmat Allah bagi hambaNya yang bertakwa. Semoga dalam prosesnya, diri ini dapat menjadikan bagian dari hambaMu yang engkau kasihi Ya Allah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.