Funin Chiryou – 2nd Trial (4 of 8)

Everyone wants to be happy, no one wants to be in pain. But you can not have a rainbow without any rain.

TLDR:

Obat yang diresepkan:

  1. Obat minum: Clomiphene Citrate (Clomid) 100 mg, 10 tablet (@50mg) diminum sehari 2 tablet hari ke 5-9 dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), untuk merangsang pertumbuhan folikel telur. Kemudian dilanjutkan Clomid 50 mg, 5 tablet, diminum hari ke 10-14 HPHT
  2. Suntik: Gonalef 75 IU sebanyak 2  kali dan Gonalef 150 IU sebanyak 2 kali.
  3. Suntik: Progesteron, untuk merangsang datangnya haid (di akhir siklus).

Jangka waktu pengobatan: 33 hari

Akhirnya menstruasi yang ditunggu datang juga. Saya bersemangat karena artinya ini saatnya memulai kembali ikhtiar kami dari awal. Seperti biasa saat menstruasi datang, saya akan menelepon ke klinik untuk meminta jadwal konsultasi dalam rentang waktu 5 hari sejak haid pertama kali. Seperti biasa saat bertemu pertama kali di awal siklus menstruasi, dilakukan USG-TV untuk mengecek kondisi rahim. Iya betul, kamu tak salah baca, USG nya dilakukan saat menstruasi! Saya pun sebenarnya risih tapi ya namanya ikhtiar, apapun setia dijalani. Tabah. hehehe

Kondisi rahim baik, tak ada polip maupun kista. Pengecekan di setiap awal siklus sangat penting karena efek samping obat penyubur seperti clomid bisa menimbulkan terbentuknya jaringan kista dan polip. Dengan catatan, reaksi setiap orang akan berbeda-beda. Bagi wanita yang super sensitif terhadap obat clomid biasanya menemui hal ini. Jadi jangan takut, asal diawasi dengan ketat (yaitu USG-TV secara rutin) penggunaan obat clomid untuk meningkatkan peluang ovulasi tetap aman.

Kali ini dosis obat saya dinaikkan 2 kali lipat menjadi 100 mg. Diminum setelah makan pagi dan makan malam. Diminum mulai hari ke 5 hingga 9 setelah menstruasi pertama.  Kali ini saya harus pulang ke Indonesia singkat, namun seharusnya jadwal kontrol yang biasanya 3 hari sekali menjadi terhambat. Akhirnya ibu dokter menganjurkan untuk cek saat hari ke 7 menstruasi. Kemudian segera kontrol setelah kembali ke Jepang. Semua berjalan normal. Efek samping obat clomid sama seperti sebelumnya saya alami yakni mimpi-mimpi aneh dan terbangun tengah malam karena kegerahan.

Setelah kembali lagi ke Jepang, saya segera kontrol. Saat itu adalah CD-14 (CD kepanjangannya Cycle Day yakni hari ke sekian dari pertama menstruasi). Kali ini hasilnya kurang memuaskan. Baru 1 cm ukuran sel telurnya. Idealnya ukuran folikel telur untuk dapat berovulasi yakni minimal 1,8 cm. Di sini pun saya jadi merasakan betapa banyaknya nikmat Allah yang tak saya sadari dalam tubuh saya yang belum saya syukuri. Saat saya mengharapkan pertumbuhan folikel telur 8 mm saja jika dipikir menggunakan logika, seujung jari bahkan bisa dibilang, namun masya Allah, 8 mm ini hanya Allah yang punya kuasa atasnya. Manusia memang makhluk yang lemah jadi memang tak punya hak untuk merasa sombong.

Saya juga sempat berkonsultasi bahwa saya mengalami spotting (terdapat bercak darah) satu kali. Ibu dokter mengatakan ini wajar sebagai efek samping obat clomid. Akhirnya diresepkan kembali obat clomid untuk saya minum 5 hari ke depan dengan dosis 50 mg. Dikarenakan sebelumnya suntikan HMG belum memberi respon sesuai yang diharapkan, kali ini diganti dengan suntikan Gonalef untuk merangsang pembesaran sel telur. Dosis yang diberikan yakni 75 IU.

Saat disuntik di lengan kiri, rasanya yang ini berbeda, sakit ngilu sangat terasa. Sampai saya meringis di depan sunter yang menyuntik. Saat jarum masuk rasanya masih biasa saja karena jarumnya meski panjang namun tipis, saat obatnya mulai dimasukkan lah saat rasanya ngilu itu menjalar. Ya Allah, jadikan ini sebagai ladang pahala dari kesabaran hamba. Itu saja yang saya ingat betul-betul agar tetap terus semangat meski semakin lama, semakin banyak suntikan yang harus dilalui dan bertambah nyeri. Setidaknya saya masih bisa memilih untuk disuntik di lengan. Saya takut kalau harus disuntik di bagian perut soalnya. Belum kuat hati. hehe. Alhamdulillah lagi masih disuntik oleh suster, kebanyakan saya baca di internet mengatakan mereka suntik sencara mandiri atau dibantu suami.

Setelah keluar klinik, rasanya ada nyeri di hati. Setelah keluar dari lift di gedung klinik, saya menuju sebuah pojokan pilar gedung. Menangis! Hanya itu yang bisa saya lakukan mungkin selama sekitar 5 menit. Setelah itu berusaha mengatur nafas agar tak begitu sesenggukan. Kalau saya bilang ketegaran itu datang begitu saja, pastinya itu mustahil. Ketegaran yang saya punyai adalah buah yang saya petik dari setiap kata ‘ayo bangkit’ yang saya gaungkan untuk diri sendiri di kala saya terpuruk oleh keadaan. Ketegaran itu adalah sebuah proses, semakin banyak keputusan untuk bangkit dan melawan keterpurukan dalam hidup, semakin tinggi pula benteng ketegaran yang saya miliki. Bismillah. Semoga semakin lama, Allah semakin menunjukkan secercah harapan dari tangan para dokter di klinik ini.

3 hari kemudian, saya kembali konsultasi. Ukuran sel telur masih juga belum sesuai dengan yang diharapkan, akhirnya saya disuntik lagi dengan Gonalef 75 iu. Nyeri nya tak tertahan sampai saya mengaduh di ruangan dokter lagi saat disuntik. Sepulang dari klinik rasanya sendu. Entah kenapa ada rasa sedih dan gundah di hati setelah suntik tadi. Sempat terbersit iri, ada yang begitu mudahnya hamil. Sedangkan saya, harus melalui berbagai obat dan suntik hingga saat ini. Tapi berkali-kali pula saya mencoba melawan pikiran negatif ini. Cobaan ini pasti Allah beri karena Allah tahu saya mampu melewatinya. Banyak hikmah yang bisa dipetik, salah satunya bisa berbagi informasi dan pengalaman dengan sahabat seperjuangan melalui tulisan ini. Allah adalah perencana terbaik, pemberi rezeki yang terbaik. Kita tak akan pernah menyamai kesempurnaan rencana Allah. Maka dari itu saya menguatkan hati untuk terus bersabar, semoga Allah mengampuni kekhilafan dengan rasa sakit yang harus dilalui dalam proses ini dan memberikan kekuatan untuk saya. Ya Allah, terima kasih sudah sangat perhatian dengan hambaMu ini, semoga dengan jalan hidup ini, bisa meningkatkan kedekatan hamba denganMu.

Saya bersyukur, ada Allah untuk saya. Sebesar apapun persoalan, saya selalu memiliki Allah untuk mengadu. Allah yang menjadi pegangan dalam hidup ini. Saya yakin, Allah ingin banyak memberi pelajaran hidup bagi saya agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Mengajarkan saya rasa syukur, dengan adanya banyak waktu berdua dengan suami, saya bisa memiliki waktu untuk lebih memahami dan menyadari betapa beruntungnya Allah mentakdirkan kami berjodoh di dunia dan semoga hingga ke akhirat.

Satu kalimat yang selalu menjadi pemacu semangat bagi saya yang diberikan oleh suami yakni: “Hasil akhirnya tak perlu dipikirkan, asal kamu terus berjuang (menjaga makanan dan rajin berolahraga), itu sudah cukup buat aku”. Alhamdulillah di tengah tekanan kanan, kiri, atas dan bawah, suami merupakan benteng pertahanan terkokoh yang saya miliki saat itu. Saya tidak merasa berjuang sendirian, suami selalu ada untuk mendukung saya. Allah sudah kirimkan malaikat-malaikat sebagai penyemangat dalam perjuangan ini. Allah Maha Baik. Bagi para suami, dukunglah istrimu yang sedang berjuang ya! Satu kata tetap semangat sangatlah berarti untuk terus menyalakan semangat berjuang dalam dirinya. Tak perlu satu keluarga besar yang mendukung. Satu orang teman hidup yakni suami yang sangat supportive sudah lebih dari cukup bagi seorang istri pejuang buah hati.

Beberapa hari setelah suntikan terakhir, saya kembali datang ke klinik untuk mengecek pertumbuhan folikel telur. Hasilnya cukup baik. kali ini sudah mencapai 13 mm. ketebalan rahim pun mencapai 5 mm. Kali ini disuntik kembali dengan dosis Gonalef 150 IU. Kali ini saya memberanikan diri meminta suster untuk menyuntik di perut. Alhamdulillah ternyata tidak terlalu sakit dibandingkan suntikan di lengan. Mungkin karena perut saya banyak lemak ;p Suster mengatakan beberapa hari lagi akan dicek kandungan level estradiol tubuh untuk melihat kapan kira-kira ovulasi terjadi. Saya cukup senang dengan perkembangan ini. Sejauh ini, inilah kondisi folikel telur terbaik saya.

3 hari kemudian saya kembali ke klinik. Terselip doa agar kali ini semoga pertumbuhan folikel telur membaik. Ternyata di luar ekspektasi saya, sel telur hanya tumbuh 1 mm. Ketebalan endometrium pun belum ideal untuk implantasi embrio. Akhirnya siklus kali ini dianulir. Bubarlah semua harapan saya setelah sebelumnya sempat berkespektasi hasil yang baik di siklus kali ini. Patah hati rasanya! Saya disuntik lagi dengan progesteron untuk memancing haid kemudian setelah haid datang, akan dimulai lagi siklus baru.

Sebenarnya memang saya yang salah saat mulai berkespektasi dalam proses ini. Berujung pada sakit hati dan saya menangis seharian. Semua rasa saya tumpahkan hari itu. Selama ini semua masih saya tahan dalam hati, namun kejadian ini benar-benar merobohkan kekuatan yang coba saya bangun. Setelah semua emosi saya luapkan, saya mulai menata hati kembali, memupuk semangat untuk tetap terus  berjuang. Jadi tak mengapa jika memang meluapkan perasaan dengan menangis jika memang bisa membuat lebih lega. Namanya juga kita manusia yang punya hati. Yang penting tidak larut dalam kesedihan dan berputus asa untuk berikhtiar. Banyak-banyak berprasangka baik dengan Allah. Meyakini Allah akan memberi di waktu yang terbaik. Ramadhan pun akan segera tiba, saya yakin Allah ingin saya bisa memaksimalkan Ramadhan untuk mendekat dengan-Nya. Lebih giat lagi berdoa dan beribadah. Semua ini akan ada akhir yang manis, nanti 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.