Kehamilan di Jepang – part 4

Memasuki kehamilan minggu ke 24-35 jadwal pengecekan dilakukan selama jangka waktu 2 minggu sekali. Jenis-jenis pengecekan yang dilakukan ada beberapa yang mirip seperti periode sebelumnya.

Jenis pengecekan yang dilakukan:

  • Paket tes dasar seperti di postingan sebelumnya
  • 50 gr Glucose Challenge Test (GCT)
  • Chlamydia
  • Elastase di lendir serviks
  • Group-B streptococcus(GBS)
  • Non-Stress Test (NST) (untuk periode kehamilan 32 – 36 minggu)
Continue reading “Kehamilan di Jepang – part 4”

Kehamilan di Jepang – part 3

Kali ini saya akan menceritakan pemeriksaan kehamilan di minggu ke 13-23 (jadwal pengecekan 4 minggu sekali). Memasuki usia kehamilan ini, janin dianggap sudah menurun resiko kegugurannya sehingga pengecekan tidak sesering minngu-minggu awal. Saat yang tepat pula bagi yang ingin merencanakan babymoon 😉

Berikut beberapa jenis pengecekan yang dilakukan:

  • USG (Transvaginal hingga usia kehamilan 12 minggu, selanjutnya lewat perut)
  • Cek urin rutin (mulai usia kehamilan 13 minggu, mengecek adanya protein dan gula)
  • Tekanan darah
  • Berat badan
  • Edema (Pembengkakan, dicek melalui kaki)
  • Hemoglobin
  • Candida albicans (keputihan) – dilakukan sekali selama periode ini
  • Chlamydia – dilakukan sekali selama periode ini
  • EKG (antara minggu ke 14-15)
Continue reading “Kehamilan di Jepang – part 3”

Kehamilan di Jepang – part 2

Buku laporan hasil pengecekan kesehatan ibu dan anak di Jepang

Catatan ini saya tulis untuk berbagi pengalaman mengenai fasilitas kesehatan yang saya dapatkan saat menjalani kehamilan di Jepang. Suatu harapan juga terselip agar kelak nantinya sistem kesehatan di Jepang dapat pula diaplikasikan di Indonesia karena fasilitas kesehatan yang memadai sejatinya adalah hak dasar manusia.

Ceritanya akan saya bagi ke dalam beberapa bagian agar lebih gampang dipahami. Bagian pertama yakni mulai periode awal kehamilan hingga minggu ke 12 kehamilan. Selama periode ini, jadwal pengecekan untuk ibu hamil dilakukan sebanyak 2 minggu sekali. Selama periode ini, sudah ada SOP yang diberikan oleh kantor kecamatan setempat agar dapat menggunakan fasilitas subsidi dana pengecekan kehamilan dan juga biaya kelahiran. Cerita lengkapnya mengenai SOP ini bisa dibaca di sini.

Pemilihan rumah sakit bersalin dilakukan berdasarkan 2 kriteria utama. Yakni adanya dokter wanita dan juga ketersediaan makanan halal (saya jelaskan mengenai preferensi untuk menu seafood, tanpa sake dan mirin). Alhamdulillah terdapat rumah sakit berjarak 15 menit jalan kaki dari rumah saya yang mampu memenuhi kedua kriteria tersebut. Setelah memastikan kedua kriteria tersebut dapat dipenuhi, dimulailah perjalanan kehamilan di rumah sakit Jepang. Saat datang pertama kali ke klinik, langsung dilakukan uji darah dan urin lengkap. Selengkapnya jenis pengecekan yang saya lakukan yakni:

Continue reading “Kehamilan di Jepang – part 2”

Kehamilan di Jepang – part 1

Lambang di gantungan kunci yang dimiliki oleh ibu hamil di Jepang

Artikel ini adalah artikel pengantar sebelum beberapa artikel mendetail berikutnya yang akan saya tulis di blog mengenai kehamilan di Jepang. Beberapa pertimbangan umum yang saya ambil hingga akhirnya memutuskan untuk melahirkan di Jepang. Meski sebenarnya bayang-bayang banyaknya dayang-dayang yang akan membantu jika semisalnya persalinan saya lakukan di Indonesia sangatlah menggoda iman XD hahaha..

Beberapa poin akan saya jabarkan secara singkat dan mengenai detailnya akan saya tulis di artikel berikutnya.

Continue reading “Kehamilan di Jepang – part 1”