Sejarah Islam di Daratan Cina: Masjid Niujie di Beijing

Sepintas jika melihat foto di atas, apa yang terlintas di benak anda? Bisakah menebak dimana foto ini diambil? Jika mengatami dengan cermat, terdapat lafaz Basmallah di bagian atas pilar bangunan. Kaligrafi islam berpadu dengan gaya arsitektur Tiongkok tradisional. Pemandangan indah ini dapat kita temui di Masjid Niujie Beijing.

Saat pertama kali merencanakan itinerary perjalanan ke suatu negara, saya selalu tertarik untuk mencari informasi mengenai masjid-masjid di negara tersebut. Selain memudahkan untuk mencari restoran halal, yang umumnya banyak terdapat di sekitar masjid, saya pun dapat mempelajari mengenai sejarah perkembangan Islam di negara tersebut. Terkadang tak jarang bertemu saudara muslim yang sangat baik dan ramah kepada kami, membuat hati ini makin mensyukuri nikmat iman dan Islam dan memiliki saudara-saudara di belahan bumi manapun. Berkunjung ke masjid pun memberikan semangat tambahan untuk terus berpegang teguh dalam menjalankan tuntunan Islam, saya melihat langsung bahwa banyak saudara muslim yang juga jauh dari kampung halaman, menjadi minoritas, namun tetap berjuang dengan semangat untuk menjalankan tuntunan agama Islam. Saya tidak sendirian dalam perjuangan ini!

Continue reading “Sejarah Islam di Daratan Cina: Masjid Niujie di Beijing”

Halal Restaurant in Beijing Capital International Airport

Few days ago I got a chance for visiting Beijing. Actually our final destination was Jakarta, however there was a great promo ticket with Air China which we found through skyscanner. The fact that me and my husband have not visit Beijing yet and actually it is on our bucket-list has urged us to click the buy button. Since our flight will have 16 hours layover in Beijing, then we could apply for free 24/144 hours visa. This visa allowed us for going outside airport with the maximum time period depended on the next flight schedule. You can read it here for the complete visa application’s guidance.

The next thing I search in the internet is whether there is a halal restaurant in the Beijing airport. Since we decided to stay at the airport overnight, it will be great for having a quick bite breakfast at the airport before we embark on our journey to explore downtown Beijing. There is limited information regarding halal restaurant in Beijing airport, but I stumble across one website which gave information that there is a Muslim Restaurant in West Food Sky Island 5th Floor Terminal 3. The opening hours are from 06:00 to 22:30. Such a perfect opening time for an early breakfast since we only have limited time to explore Beijing.

Continue reading “Halal Restaurant in Beijing Capital International Airport”

How to Apply Free 24/144 hours Visa in China

Recently Air China offered many cheap tickets for their international route flight. However, the  flight mostly require the passengers to change plane in Beijing. If you lucky enough, your next flight will be departed in few hours later. Otherwise, there is a possibility that you should wait for long hours (in my case is 16 hours) until your next flight.

There is a good news for you because you should not bored spending your waiting time in Beijing Airport, you could apply for a free 24/144 hours Visa in China. How to apply for this type of visa? I will give you guidance step by step as below:

Step 1

When you get off the airplane, then follow the sign “Exit, Baggage Claim”.
Keep walking until you see a counter with blue sign “24/144-hour International Transfer (Apply for Leaving Airport)”. It is located on the opposite of the boarding gate E11.

Continue reading “How to Apply Free 24/144 hours Visa in China”

Kastil Jepang di Atas Bukit: Kastil Matsuyama

Berbicara kastil di Jepang, kita akan diajak mempelajari banyak seni perang tradisional Jepang. Sudah pasti kita semua kenal dengan istilah samurai. Pasukan berani mati membela tuannya bersenjatakan pedang yang disebut dengan katana. Kebanyakan kastil di Jepang luluh lantak akibat Perang Dunia ke dua, dimana Jepang mengalami kekalahan telak. Kejadian bom nuklir Hiroshima dan Nagasaki merupakan hanya 2 bom terbesar yang umumnya kita dengar di pelajaran sejarah. Sebenarnya Jepang dihujani berbagai bom dari udara di luar dari dua bom nuklir tersebut. Tentu saja hal ini membuat bangunan bersejarah seperti kastil, rumah khas Jepang, dan berbagai cagar budaya lainnya hancur luluh lantak tak bersisa. Kebanyakan kastil Jepang yang kita saksikan saat ini merupakan replika dari bangunan aslinya yang dibangun menyerupai bangunan aslinya berdasarkan data-data yang tersedia serta dokumentasi foto yang bisa terselamatkan.

Kebanyakan bangunan kastil Jepang dibangun di areal yang luas karena merupakan istana sekaligus benteng pertahanan pejabat yang memerintah di suatu daerah tertentu. Umumnya kita akan temui bangunan kastil dikelilingi oleh kolam air yang cukup besar, hal ini untuk menghalau serangan pasukan dari darat. Ini merupakan mekanisme pertahanan awal agar benteng tak mudah ditembus pasukan musuh. Kolam ini dibangun mengelilingi komplek kastil dan hanya ada satu jembatan sebagai penghubung ke pintu masuk utama, harapannya serangan hanya dapat dilakukan melalui jembatan ini jadi kekuatan pasukan dapat dipusatkan untuk menghalau musuh di sektor ini.

Continue reading “Kastil Jepang di Atas Bukit: Kastil Matsuyama”

Pengalaman Menginap di Citizen-M Hotel Schipol Airport Amsterdam

Banyak hotel yang kami singgahi selama perjalanan melihat kebesaran Allah berupa bumi yang Ia hamparkan. Dalam periode itu pula ada beberapa hotel yang memiliki keunikannya tersendiri. Kali ini saya akan bercerita tentang Hotel Citizen-M yang terletak di bandara Schipol Amsterdam. Kami memilih hotel ini untuk menginap semalam karena lokasinya yang paling dekat dengan bandara Schipol, hanya 3 menit jalan kaki. Hal ini memudahkan kami yang harus terbang kembali esok paginya menuju Roma (Ini ada kisahnya tersendiri saat kami hampir tertinggal pesawat, padahal hotel sudah dekat sekali dengan bandara).

Satu kata untuk hotel di Amsterdam : MAHAL! Iya harganya lebih mahal daripada kota yang kami singgahi lainnya yakni Paris, Belgia, dan Roma. Maka kami harus pintar-pintar mengatur pengeluaran. Sebetulnya terdapat hotel lain yang lebih murah di bandara Schipol namun lokasinya berada di dalam airport jadi kita tidak diperbolehkan membawa bagasi ke dalam hotel, karena posisinya setelah check-in bagian imigrasi. Aneh kalau menurut sayakarena biasanya memang hotel transit digunakan bagi traveller yang harus terbang kembali dengan penerbangan pagi, pastinya ia masih akan membawa koper untuk menginap. Harga hotel citizen-M ini terbilang premium, sekitar 17.000 Yen pada saat itu untuk satu malam. Namun kami tak ada pilihan lain jadi kami putuskan tak apalah satu malam di sini.

Continue reading “Pengalaman Menginap di Citizen-M Hotel Schipol Airport Amsterdam”

Kakek Ramah dari Wakayama

Menyambung kisah saya sebelumnya untuk perjalanan di Wakayama, ada satu kisah lagi yang sangat berkesan bagi saya. Apalagi saat itu saya baru saja datang ke Jepang. Lama merantau di Jakarta membuat saya banyak bersikap skeptis dan gampang curiga dengan orang lain. Maklum kalau di Jakarta dengan tingkat kriminalitas tinggi, harus pandai mawas diri. Jika ada yang ramah sedikit tentu harus lebih waspada karena bisa jadi berniat buruk, menculik, memmberi obat bius kemudian dirampok, dan bahkan memperkosa (iya sebegitu seramnya di Jakarta).

Nah saat kami sedang di kereta, tiba-tiba ada kakek yang menyapa kami (saya mengembara bersama kak A kali ini). Bahasa Jepang seadanya kami menjawab. Tahu kami dari luar Jepang, si kakek sangat ramah. Memberi kami cinderamata dari tas nya. Nah sampai sini mulai perasaan tidak enak, kok baik sekali. Kemudian mengobrol lah kami lalu si kakek menawarkan berhenti di stasiun Kishi untuk memfoto kami dengan bangunan stasiun yang unik berbentuk kepala kucing. Baiklah pikir kami, karena pada zaman itu belum ditemukan yang namanya tongsis saudara-saudara. hehehe.

Continue reading “Kakek Ramah dari Wakayama”

Wakayama : Surganya Pecinta Kucing dan Kereta

Pernah dengar nama daerah Wakayama? Pastinya jarang bagi turis kebanyakan. Namun daerah ini menawarkan pengalaman unik terutama bagi penyuka kereta karena terdapat kereta dengan tema kucing yang menjadi maskot kota ini. Yuk simak kisahnya!

Awal tiba di Jepang, sejujurnya saya belum ada niat untuk berkelana ke kota-kota lain. Mengingat saya baru saja tiba dan masih banyak kekhawatiran untuk tanggung jawab terhadap beasiswa saya. Kalau nanti dianggap performa tidak bagus terus beasiswa dihentikan bagaimana? hehe.. Tak mungkin merengek bapak ibu minta dibayarkan uang kuliah, jual rumah dulu bisa-bisa. :p

Pada masa itu pula saya berkenalan dengan Kak A. Berbeda dengan saya, Kak A ini sangat senang mencari-cari info spot berkelana mulai dari yang mainstream sampai yang anti mainstream. Dari Kak A juga lah saya akhirnya berkelana ke Wakayama. Kak A cuma bilang : ini kepala stasiunnya kucing! Ya saya pikir baiklah saya coba ikut berkelana saja, mengisi akhir pekan. Apalagi mendengar promo unik kepala stasiunnya kucing.

Continue reading “Wakayama : Surganya Pecinta Kucing dan Kereta”

Makanan Halal di Penerbangan Internasional

Penerbangan internasional selama lebih dari 5 jam tentu membutuhkan asupan makanan untuk memenuhi kebutuhan makan pagi / siang / malam. Bagi para pelancong muslim, kemudahan semakin banyak didapatkan untuk memenuhi kebutuhan akan makanan halal. Banyak maskapai yang sudah menyediakan jasa pemesanan untuk para penumpang yang memiliki restriksi makanan tertentu misalnya: halal, kosher, gluten-free, dan lainnya.

Syarat yang harus dipenuhi yakni permintaan makanan dengan restriksi tertentu tersebut harus dipesan minimal 3 hari hingga 24 jam sebelum keberangkatan. Sebaiknya pemesanan dilakukan langsung setelah pembelian tiket, untuk menghindari lupa dan berakhir anda tak bisa makan apapun.

Foto di atas adalah contoh makanan halal yang disediakan oleh ANA Airlines dalam penerbangan dari Tokyo – Jakarta di kelas ekonomi. Sejauh ini sudah beberapa maskapai yang saya coba menu halalnya seperti: Qatar Airways, Thai Airways, Korean Air, Garuda Indonesia, dan ANA. Sejauh ini menu yang paling berkesan yakni yang disediakan oleh Qatar Airways. Semuanya enak bahkan hingga saya terlalu kenyang. Makanan yang disajikan seolah bukan makanan catering pesawat karena kualitasnya hampir tak berbeda jika kita membeli di restoran.

Tak hanya makanan utama, untuk makanan ringan pun disediakan seperti kacang maupun es krim. Salah satu keuntungan lainnya yakni jika kita memesan makanan dengan restriksi khusus, maka pramugari akan memberikan kita makanan lebih dulu dibanding penumpang lain. Jadi dimanapun tempat duduk kita, saat sebelum penerbangan, pramugari biasanya akan mengkonfirmasi dengan menanyakan pemesanan makanan kita lalu menaruh stiker penanda di kursi agar lebih mudah dilihat oleh pramugari yang nantinya menyajikan makanan.  Jadi kalau anda melakukan penerbangan jarak jauh, jangan lupakan untuk melakukan pemesanan makanan halal melalui internet ya!

 

Nanao – Potret Kemajuan Industri yang Tersisihkan

Kalau berbicara tentang Jepang, sudah pasti akan terbayang dengan negara berteknologi mutakhir, kebudayaan tradisional yang tetap lestari, negara yang bersih dan tak ada sampah, semua yang serba teratur, dan segala kebaikan lainnya yang sering kita baca melalui artikel lepas di internet.

Beberapa kesempatan sempat membaca di pemberitaan lokal Jepang mengenai masalah demografi alias kependudukan yang sudah semakin bertambah parah dari tahun ke tahunnya. Sejak awal kedatangan di Jepang, saya pun sudah terheran-heran dengan banyaknya kakek nenek yang berkeliaran di jalan. Mereka dari yang masih sehat segar bugar bahkan sampai yang sudah membawa tabung oksigen  untuk membantu bernafas masih beraktivitas di luar rumah, menaiki transportasi umum, dan aktif membaur di kegiatan komunitas. Saya lebih sering berpapasan dengan kakek-nenek dibanding anak sekolah yang pulang berjalan kaki maupun ibu-ibu mendorong kereta bayi.

Continue reading “Nanao – Potret Kemajuan Industri yang Tersisihkan”

A Hidden Gem in Japan : Kanazawa

I really enjoy strolling old-vibes town like Kyoto. Alas, it is always cramped during the spring and autumn season. Sometimes I did not bother the crowd, I just want to enjoy the nature’s vibes. However you have other option with less-crowd to relishing old-Japan vibes. Yes, you already read the title of this article: the answer is Kanazawa.

Kyoto offering old-town vibes in each corner of the city. The Geisha, tea time ceremony, lots of temples and shrines, and beautiful landscape garden. However if you want to see the Japanese-style castle, then you should go to Osaka. Osaka offering more modern culture (yes, you can shop till you drop in Shinsaibashi Area). If you are looking for a less-cramped city with similar vibes, and even you could also find the big castle in the same city, the Kanazawa should be on your list while in Japan.

I would like to share my itinerary while visiting Kanazawa last year.

https://docs.google.com/spreadsheets/d/1pcrdEg8iHVAVfH_ef5YdBf0BaJUMCPjytH-TaZUJlg0/edit?usp=sharing

This itinerary already highlighted main tourist spot in Kanazawa. The Nanao city was included during this trip because I want to feel a peaceful environment apart from the big city area like Kanazawa.

Main transportation in Kanazawa area is bus, especially for tourists. The loop bus and the shuttle bus is operating throughout the day. It is only 500 yen for one day pass and you can ride those buses as many times as you like! Basically you can visit all tourist spot by using these bus pas. They will give you the map along with the bus pass when you buy it at the ticket booth on Kanazawa Station.

I will tell you the story for each interesting tourist spot in Kanazawa on the separate articles. Meanwhile, why not peek a glance of the itinerary and google it by yourself. Not forget to mention the Kanazawa tourism information is very well maintained by the Ishikawa Government in English! You can find it in the link below:

https://www.hot-ishikawa.jp/english/discover.html