Halal Tak Hanya Sekedar Tak Mengandung Babi

Lagi heboh samyang non halal tampaknya ya di Indonesia. Mumpung nih lagi hits topik ini, yuk sekalian belajar yuk tentang produk makanan Jepang yang kekinian juga ga semuanya halal loh.

😩: tapi kan ga bisa baca tulisan kanji?!
πŸ˜„: tenang cuma dikit kok kanji bahan makanan yang non-halal
😩: ah gapapa bismillah aja
πŸ˜„: ga makan sebenernya juga gapapa kan? Masih banyak yang jelas berlabel halal kok.
😩: ah tapi males bacain satu-satu huruf kanji
πŸ˜„: ya udah sini fotoin komposisi di bungkusnya trus saya bantuin baca (serius loh silahkan japri saya ^^)

Berikut ini ada list lengkap panduan memilih makanan halal terutama bagi yang berada di Jepang:
http://kmi-s.ppisendai.org/halal-haram/

Yuk jadi konsumen cerdas dan ga asal latah kekinian ^^

Tips Itikaf di Masjidil Haram

Selama musim haji, jamaah di Masjidil Haram sangatlah tumpah ruah. Jutaan jamaah berkumpul di satu tempat dalam satu waktu menambah semaraknya puncak musim ibadah suci bagi umat muslim ini. Proyek perluasan Masjidil Haram yang dilakukan pemerintah Arab Saudi sangat mendukung kelancaran ibadah haji. Meskipun jutaan jamaah memadati Masjidil Haram setiap tahun musim haji tiba, kenyamanan para jamaah dalam melaksanakan ibadahnya menjadi prioritas utama pemerintah Arab Saudi.

Kenikmatan beribadah di Masjidil Haram itu sulit digambarkan dengan kata-kata. Rasanya sangat damai meski hanya duduk sambil memandang Kabah. Rasanya tidak heran banyak yang ingin berlama-lama di salah satu rumah ibadah utama umat muslim ini. Apalagi mengingat cuaca di luar Masjid sangatlah terik, tentu beribadah di Masjid yang sejuk makin menambah nikmat beribadah.

Bagi saya, ada satu tantangan yang harus diatasi jika saya ingin beritikaf di Masjidil Haram. Yakni urusan kamar mandi. Cuaca yang panas tentu membuat gampang haus. Apalagi banyak jerigen air zam-zam dingin tersedia di segala penjuru masjid. Nah akan tetapi, jika ingin minum banyak, tentu berakibat harus ke belakang agak sering.

Continue reading “Tips Itikaf di Masjidil Haram”

Mushola di Stasiun Tokyo

Senang sekali hari ini sempat mampir ke Mushola yang berada di Stasiun Tokyo. Meski kecil, tapi punya semua fasilitas lengkap: tempat wudhu lengkap dengan tirai agar akhwat lebih leluasa berwudhu dan juga kursi (kayanya hanya di indonesia yg wudhunya ga dikasih kursi), penunjuk arah kiblat, dan papan pembatas antara shaf pria dan wanita. Tentu saja ini adalah hasil riset mereka yang mempelajari fasilitas untuk shalat itu seperti apa, kemudian diterapkan. Semoga di Indonesia makin banyak mushala yang tidak se-ada-nya apalagi tempatnya di’asing’kan ke parkiran mobil tanpa saluran udara yg baik. Kalau berkesempatan melewati Stasiun Tokyo maka jangan lupa menyempatkan menunaikan shalat di sini.

Pepes Ayam

Pepes ayam. Daun pisangnya MAHAL! jadilah pake alumunium foil aja. Resepnya dari bapak ibu saya.

bumbu Halus:

  • kunyit 1 ruas
  • daun salam 3 lembar
  • kemiri 6 buah
  • jahe 1 ruas
  • bawang putih 4 siung
  • bawang merah 4 siung
  • lengkuas 2 ruas
  • sereh 3 batang, dimemarkan saja
  • Ayam 500 gr

Cara Membuat:

  • Bumbu ditumis sampai harum
  • Masukkan air untuk memasak ayam hingga setengah matang, kemudian masukkan ayam.
  • Masak hingga asat airnya
  • Masukkan ayam per potong ke dalam bungkus alumunium foil
  • Tambahkan cabe batang atau kalau suka pedas dihaluskam dengan bumbu juga bisa
  • Kukus hingga matang

Tips Jalan-jalan Hemat di Eropa

Bagi para budget traveller tentunya perlu mengalokasikan pendanaan dengan teliti agar pengeluaran tetap terkontrol. Salah satu pos pengeluaran yang bisa dikontrol sejak awal penyusunan itinerary yakni pengeluaran untuk transportasi lokal alias dalam kota. Negara-negara yang memang memiliki perhatian khusus untuk memanjakan para turis biasanya menyediakan tiket transportasi harian dengan harga ekonomis apalagi untuk traveller yang senang wara-wiri dalam satu hari ke 3 tempat wisata atau lebih.

Aturan dasar yang bisa diterapkan sebelum memutuskan untuk membeli tiket transportasi harian (daily pass) ini menurut pengalaman saya baru akan untung jika kita mengunjungi minimal 3 tempat wisata dalam satu hari. Jadi misal dalam satu hari kita hanya ke 2 tempat saja, biasanya membeli tiket satuan untuk rute tertentu akan lebih hemat. Beberapa kota di Eropa yang pernah saya bandingan tarif daily passnya:

  • Paris: Paris Visit Pass tampaknya sangat mahal. Apalagi sebenarnya tarif subway dalam kota sangatlah murah sekitar 2 Euro untuk satu kali perjalanan. Apalagi jika sekedar di pusat kota Paris. Saya sendiri memakai Mobili Pass, tiket ini bisa disesuaikan tergantung area yang akan kita kunjungi hari itu. Harganya bervariasi tergantung area. Paris dibagi ke dalam 5 area untuk rute subway. dengan patokan area 1 adalah pusat kota Paris dan area 5 adalah area pelosok salah satu contohnya mencakup istana Versailles. Tiket bisa dibeli langsung di mesin tiket setibanya di bandara Charles de Gaulle, Paris.
  • Belanda: Daily Pass di Belanda tampaknya sebuah kewajiban mengingat tarif keretanya lebih premium dibanding negara lain. Sebenarnya ini masalah kejujuran. Karena justru di beberapa tempat tidak perlu men-tap kartu ke mesin. Jadi kalau mau akal-akalan beli tiket dengan jarak terdekat tapi kita keluar di stasiun berbeda tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi saya tidak anjurkan, toh kita sudah memakai fasilitas yang disediakan. Ada baiknya mendukung prasarana penunjang dengan membayar tiket sesuai kewajiban. Tiket ini ditukarkan setibanya di bandara Schipol.
  • Roma: Roma menurut saya kota yang paling urakan. Semua orang tampaknya sudah terbiasa melangkahi gate karcis. Jadi tampaknya jarang sekali orang yang membayar kalau naik angkutan umum. Kecuali di stasiun pusat yang bahkan ada polisi menjaga, biasanya lebih tertib. Bus pun begitu, tampaknya tiket dibeli di awal seperl monthly pass, jadi jika anda bermodal koin euro dan berharap bisa langsung bayar pakai uang koin, anda tak akan menemukan mesin pembayaran. Jadi membeli daily pass di Roma sangat saya sarankan demi efisiensi perpindahan tempat.

Demikian beberapa info yang bisa saya bagikan. Semoga bermanfaat ^^

Rindu Baitullah

Foto Kabah yang diambil sesaat setelah menunaikan tawaf Wada. Baru sesaat melangkah keluar Masjidil Haram pun rasanya sudah rindu. Seraya teriring doa semoga Allah dapat mampukan lagi mengunjungi rumah-Nya

Keinginan untuk menyegerakan berhaji sesungguhnya karena saya dan suami takut belum sempat menunaikan kewajiban ini sebelum datangnya ajal. Kalau merasa pantas, tentu saja tidak. Masih banyak kekurangan dimana-mana, ibadah pun masih seadanya, sunnah masih banyak yang belum dijalankan. Justru harapannya ini jadi momen pivot hidup kami. Yang dapat diingat agar terus semangat untuk istiqamah. Karena Allah lah yang maha membolak-balikkan hati dan iman itu adakalanya naik turun. Sepulangnya pun membawa pengalaman paling berharga, makin merasakan betapa dunia itu sambil lalu. Harta benda hanyalah perhiasan dunia, bukanlah bekal untuk akhirat. Bagaimana tidak jika setiap selesai shalat fardhu akan diikuti dengan shalat jenazah berjamaah. Semoga Allah senantiasa merahmati dengan sifat qanaah.

Bersemangatlah untuk berhaji. Allah akan memampukan yang Ia undang, bukan mengundang hanya yang mampu secara materi. Dan sebaik-baiknya bekal adalah taqwa. Jadi walau menabung tak seberapa, asal istiqamah maka tetaplah optimis. Yang lebih penting disiapkan sebaik-baiknya adalah ketakwaan.

Zikrul Maut

(Sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)

Bagian dari ibadah. Kita mengingat kematian. Bagaimana kita ingin kematian kita. Dulu ulama-ulama punya beberapa cara untuk mengingat kematian:
– berkunjung ke rumah sakit
– membuat lubang sebesar kuburan sehingga saat ia sedang galau, ia akan masuk dan mengingat kematian

Kalau kita mengingat kematian, maka yang lain akan menjadi kecil.

Dalam sebuah hadis: ingatlah pemutus kelezatan. Yakni kematian.
Mukmin yg paling baik? Mukmin yg paling baik akhlaknya.
Mukmin yg paling cerdas? Mukmin yg paling banyak mengingat kematian dan mempersiapkan sebaik-baiknya.

Uang yang dihabiskan untuk beribadah: sodaqah, zakat dan lainnya di jalan Allah, maka akan menjadi tabungan kita di akhirat.

Continue reading “Zikrul Maut”

Halal Restaurant in Florence, Italy

Have you ever wondered to finding halal restaurant in Florence, Italy?

Yes, this is the city where the famous movie Inferno taken place. At first I was quite in doubt to finding such halal restaurant in suburb area of Italy. However there is one and the only halal restaurant there named Maddina.

I bet from the name you were guessing that they only serve Indian cuisine. The answer is no! Instead they serve wide variety of Italy cuisine as well. At first when you entered the restaurant, you will feel classy ambience from the decoration and also the seating arrangement. The ambience is close to the high-end restaurant in my opinion. Surprisingly, the price is not that expensive though. Each menu start form 10 Euro exclude tax.

The taste is very delicious! Although at first I am quite nervous to order Italy cuisine in such an typical Indian restaurant. I was ordered cheese risotto. My husband was ordered spaghetti bolognese. Both of us also ordered lasagna since we really tempted with the display in front of the restaurant.

All menu are super delicious! It is the best Italian food we ever try in Italy so far.Β  Moreover, you can ask permission for using the praying space in this restaurant. Why I said it is a praying space because it is located in the basement. It seems that the room is their storeroom. They had prayer mat and also a rug there which you could use for praying.

If you ever had a chance to visit Florence, don`t miss this restaurant! It has all in one package. You can eat delicious food without worrying to finding prayer space nearby. Happy traveling!

Sebait Doa di Rantau

Di rantau itu membuat kita menjadi lebih banyak bersyukur terutama untuk hal-hal kecil.

Dari setoples nastar ini menyadari betapa doa orang tua itu obat paling mujarab. Setiap kebaikan yang saya dapatkan di rantau, pasti tak lepas dari doa orang tua untuk kebaikan saya. Diberi setoples nastar dari ibu yang sudah senior di rantau sini saya maknai sebagai pengingat saya untuk senantiasa membalas doa kebaikan orang tua. Memang saat ini terpisah oleh jarak, namun jangan lupa kita bisa berdoa menitipkan keluarga yang jauh itu pada Allah, insha Allah pasti Allah jaga karena Allah lah sebaik-baiknya pelindung.

 

Haji dari Jepang – Tawaf Wada (6 of 6)

Sedih! satu kata yang paling menggambarkan perasaan saya saat harus kembali ke Makkah dari Mina. Hal ini karena artinya kami sudah hampir tiba di penghujung ibadah rukun haji yakni Tawaf Wada. Tawaf Perpisahan dengan Kabah. Kami diberi dua opsi untuk Tawaf Wada apakah selepas shalat Isya atau nanti saat Shubuh, Saya dan suami emmutuskan menunaikan saat selepas shalat Isya, artinya nanti kami akan shalat Shubuh di hotel. Hal ini karena pihak travel pun tak bisa memberi kepastian kapan bus untuk ke Madinah akan datang. Rentang waktunya yakni setelah Shubuh hinga jangka waktu yang tak ditentukan.

Mengingat antrian jamaah saat shalat Shubuh dan resiko menyusahkan jamaah lain jika harus menunggu kami yang tawaf Wada, maka kami putuskan menunaikan setelah shalat Isya. Selepas shalat isya, saya tatap Kabah erat-erat. Berat rasanya berpisah. Di Masjidil Haram saya dapatkan kenikmatan ibadah yang tak pernah saya rasakan sebelumnya. Rasanya tak ada rasa malas, ingin memperbanyak amalan sunnah selain yang wajib selama di Masjidil Haram.Saya menatap erat-erat Kabah seraya terselip doa semoga Allah undang lagi saya kembali ke rumah-Nya.

Rasanya langkah kaki ini tak ingin maju. Karena apabila telah 7 putaran ditunaikan, maka itulah salam perpisahan dengan Kabah. Nikmatnya shalat sambil melihat Kabah akan sangat saya rindukan. Ya Allah semoga hambaMu ini bisa diberi kenikmatan untuk diundang lagi ke rumahMu. Saya dan suami menunaikan Taqaf Wada dari lantai 2. Sengaja tidak mendekat ke Kabah karena jamaah sudah sangat ramai, dan juga kami tak ingin Tawaf ini cepat selesai.

Setelah usai 7 putaran, kami menyempatkan duduk-duduk menatap Kabah dari jauh. Adem rasanya hati ini. Hidup hanya untuk menunggu waktu shalat tiba. Selebihnya tak banyak pikiran untuk kegiatan lain. Itu yang saya rasakan selama di Makkah. Semoga kelak bisa dimudahkan untuk menjadikan mindset ini sebagai patokan rutinitas sehari-hari.

keterangan foto: Pemandanagan Kabah dari shaf shalat wanita di Masjidil Haram