Kehamilan di Jepang – part 4

Memasuki kehamilan minggu ke 24-35 jadwal pengecekan dilakukan selama jangka waktu 2 minggu sekali. Jenis-jenis pengecekan yang dilakukan ada beberapa yang mirip seperti periode sebelumnya.

Jenis pengecekan yang dilakukan:

  • Paket tes dasar seperti di postingan sebelumnya
  • 50 gr Glucose Challenge Test (GCT)
  • Chlamydia
  • Elastase di lendir serviks
  • Group-B streptococcus(GBS)
  • Non-Stress Test (NST) (untuk periode kehamilan 32 – 36 minggu)

50 gr Glucose Challenge Test (GCT)
Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada kemungkinan ibu hamil terkena diabetes gestasional disebabkan oleh kehamilannya. Jika sebelumnya sang ibu tidak ada masalah dengan gula darah, bukan berarti ia tidak memiliki kemungkinan untuk memiliki gula darah yang tinggi selama kehamilan. Jika memang setelah dicek ditemukan ada kemungkinan sang ibu terkena gestasional diabetes, maka akan ada pengobatan lebih lanjut yang dilakukan. Salah satunya berupa diet rendah makanan bergula. Tes dilakukan dengan cara meminum cairan soda yang mengandung 50 gram gula. Bagi saya yang sudah jarang sekali meminum minuman bersoda, rasanya sangat nikmat. hehe. Sebelum memulai tes, sampel darah kita diambil untuk mengetahui nilai gula darah normal sebelum tes. Nantinya setelah minum air soda, 1 jam kemudian sampel darah kita akan diambil lagi untuk menghitung nilai gula darah. Oya sebelum tes juga kita tidak diharuskan puasa, kita masih diperbolehkan sarapan sebanyak setengah porsi dari biasanya. Hasil saya? Alhamdulillah normal. 😀

Group-B Streptococcus
Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel lendir dari serviks. Jenis bakteri ini sangat umum ditemukan pada wanita, bahkan 25% wanita umum memilikinya.. Jadi adanya bakteri ini bukan berarti sang wanita kurang menjaga kebersihan daerah privatnya. Akan tetapi kondisinya sedikit berbeda jika pada ibu hamil. Bakteri ini dapat berbahaya bagi janin terutama apabila persalinan dilakukan melalui vagina. Untuk itu perlu tindakan tambahan saat proses persalinan yakni dengan memberikan infus berisikan penisilin. Pemberian obat ini akan menekan infeksi yang dapat tertransfer ke bayi selama persalinan dari 1:200 menjadi 1:4000. Selengkapnya bisa dibaca di sini. Hasil lab menunjukkan saya memiliki GBS sehingga Bu dokter memberikan sebuah dokumen yang telah beliau tanda tangan untuk saya simpan. Beliau mengatakan apabila dalam periode hingga usia 4 bulan sang bayi lahir dan ada gejala demam, maka harap memberikan dokumen tersebut kepada dokter anak yang menangani si bayi. Sepintas saya baca, dokumen ini menjelaskan mengenai diagnosa saya yang memiliki GBS dan tahapan pengecekan yang direkomendasikan untuk si bayi

Non-Stress Test (NST)
Sesuai namanya, tes ini dilakukan tanpa memberikan intervensi apapun terhadap janin. 2 buah alat ditempelkan di perut saya yakni untuk merekam detak jantung bayi dan juga gerakan janin serta kontraksi. Perekaman dilakukan selama 30 menit dan hasilnya berupa grafik. Apabila terjadi gerakan umumnya detak jantung bayi akan berdegup lebih kencang karena memompa darah yang mengandung oksigen dengan volume yang lebih besar. Hal ini menunjukkan sang bayi mendapatkan dukungan asupan kadar oksigen yang cukup melalui plasenta.

75 gr Glucose Tolerance Test (GTT)
Saat di-USG sejak awal kehamilan, janin saya memang terlihat ukurannya lebih besar daripada umumnya. Masih berada di rentang kurva pertumbuhan normal namun termasuk persentil atas. Dokter saya akhirnya menyarankan saya untuk melakukan tes gula darah tambahan. Tesnya mirip seperi 50 gr GCT namun kali ini pengambilan sampel darah diambil sebanyak 2-3 kali dalam selang waktu masing-masing 1 jam. Saya juga diharuskan puasa sejak 12 jam sebelum jadwal tes. Minuman pun hanya diperbolehkan air putih atau teh. Jenis minumannya sama seperti sebelumnya namun lebih manis rasanya. Cukup deg-degan juga saat menanti hasilnya. Alhamdulillah hasilnya normal. Jadi adik bayi memang bawaan bongsor bukan karena adanya gestasional diabetes.

Pada akhir masa kehamilan 36 minggu ini perkiraan berat bayi sudah mencapai 2800 gram. Dokter memeriksa cukup teliti. Dikarenakan cadangan ketuban cukup, serta tanda vital lainnya normal, maka dokter menyimpulkan tak ada yang perlu dikhawatirkan meskipun si bayi cukup bongsor untuk sebayanya. Alhamdulillah ^^ Selanjutnya memasuki masa kehamilan 37 minggu hingga HPL, maka pemeriksaan dilakukan setiap minggu. Sampai jumpa di artikel berikutnya!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.