Kehamilan di Jepang – part 3

Kali ini saya akan menceritakan pemeriksaan kehamilan di minggu ke 13-23 (jadwal pengecekan 4 minggu sekali). Memasuki usia kehamilan ini, janin dianggap sudah menurun resiko kegugurannya sehingga pengecekan tidak sesering minngu-minggu awal. Saat yang tepat pula bagi yang ingin merencanakan babymoon 😉

Berikut beberapa jenis pengecekan yang dilakukan:

  • USG (Transvaginal hingga usia kehamilan 12 minggu, selanjutnya lewat perut)
  • Cek urin rutin (mulai usia kehamilan 13 minggu, mengecek adanya protein dan gula)
  • Tekanan darah
  • Berat badan
  • Edema (Pembengkakan, dicek melalui kaki)
  • Hemoglobin
  • Candida albicans (keputihan) – dilakukan sekali selama periode ini
  • Chlamydia – dilakukan sekali selama periode ini
  • EKG (antara minggu ke 14-15)

Nah pada periode ini dimulailah masa yang menjadi momok bagi para ibu hamil di Jepang yakni kenaikan berat badan yang dipantau secara ketat. Benar-benar ketat disesuaikan dengan BMI ibu hamil sebelum hamil. Besarnya kenaikan diharapkan tidak terlalu melonjak tajam dengan harapan jabang bayi tidak terlalu besar dan tak banyak komplikasi kesehatan seperti hipertensi dan gestational diabetes pada ibu hamil. Seperti yang pernah saya utarakan sebelumnya, yang menentukan apakah diperlukan operasi caesar atau tidak dalam proses kelahiran hanyalah dokter. Apabila tak ada indikasi yang membahayakan keselamatan ibu dan bayi, maka dokter akan sangat memprioritaskan kelahiran normal.

Urutan saat ke dokter untuk pengecekan kehamilan yakni:

  • Melapor ke bagian pendaftaran dengan menyerahkan kartu periksa
  • Ke toilet untuk mengambil sampel urin dan diserahkan ke bagian lab
  • Menimbang berat badan
  • Mengukur tekanan darah
  • Menyerahkan buku perkembangan ibu dan anak dan buku kupon subsidi cek kehamilan di bagian lab
  • Menunggu giliran pengecekan USG oleh dokter

Ada kalanya pada periode pengecekan tertentu ditambahkan pengambilan sampel darah untuk mengecek kadar hemoglobin. Saya sempat mengalamin penurunan kadar hemoglobin yang signifikan sehingga diresepkan kapsul zat besi selama 3 minggu. Setelah 3 minggu dan kemudian dicek kembali, kadar hemoglobin saya sudah kembali normal sehingga pemberian kapsul zat besi dihentikan.

EKG hanya dilakukan sekali di pemeriksaan awal minggu ke 13. Saat giliran masuk ke ruang periksa untuk bertemu dokter tiba, saya dipersilahkan berbaring di ranjang pasien. Suster memeriksa apakah ada pembengkakan di kaki dengan menekan bagian betis saya. USG dilakukan melalui perut. Jabang bayi diukur melalui alat USG, dilihat detak jantungnya dan juga kondisi fisik secara keseluruhan. Kemudian setelah semua selesai, dokter akan menjelaskan hasil pemeriksaan urin, darah, dan tes lainnya apabila ada. Dokter juga memberikan print-out USG hari itu kepada saya.

Demikian serba-serbi pemeriksaan kehamilan di Jepang seri ke-2. Nanti kita cerita-cerita lagi ya di postingan berikutnya masih tentang kehamilan saya. Sampai jumpa!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.