Sejak ada A-chan, saya dan suami jadi makin menghargai waktu bersama keluarga. Melihat tumbuh kembangnya yang pesat, kini bahkan sudah mulai rambatan, rasanya baru kemarin dia hanya bisa terlentang. Maka saat mudik kemarin kami sempatkan foto studio. Mengabadikan kebersamaan selagi ada waktu dan usia. Selain itu fotonya bisa dipajang di rumah Tokyo.
Jauh di rantau membuat A-chan jarang bertemu eyang serta opa omanya. Apalagi memorinya masih terbatas. Tak jarang Ia menangis saat baru pertama digendong. Maka dari itu saat mudikpun kami maksimalkan waktu bersama eyang serta opa omanya. Jangan sampai beliau kehilangan momen melihat tumbuh kembang cucu. Memang rasanya tak seberapa mengingat kami hanya mudik 2 minggu dalam 1 tahun. Semoga Allah berikan keluangan waktu, rezeki dan juga usia agar makin dapat bersilahturahmi lebih lama kelak. Nah adanya foto ini semoga bisa membuat memori A-chan tentang eyang serta opa omanya lebih berbekas.
Category: Pikiran
Mamiku Hebat!
Bertiga di rantau jauh.
Tanpa asisten rumah tangga maupun pengasuh.
Kalau ditanya kok bisa?
Jawabannya semua bisa kalau kepepet. hehe. Tak lepas pula Allah yang mampukan tentunya.
Mulai dari belajar masak hingga pakai bor listrik, semua belajar otodidak. Meski terkadang semangat naik turun, apalagi saat rasanya butuh membelah diri agar segala urusan bisa dihandle, saya selalu berusaha berpikir positif bahwa Allah bukakan ladang pahala begitu luas melalui keluarga ini. Tak perlu jauh mencari karena kesempatan meraih surga begitu dekat yakni ridho suami. Mami adalah teladan terbaik tempatku belajar akan hal ini.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bertutur,
“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”
“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany)
Didedikasikan untuk Mamiku yang luar biasa kesabarannya. Semoga Allah mudahkan dan lembutkan hati ini agar bisa mengikuti jejak Mami. Menjadi aktor utama di belakang layar pendukung kesuksesan keluarga
Persiapan Olimpiade 2020 Jepang
Awalnya saya berpikir Tokyo jadi tuan rumah Olimpiade enak dong. Fasilitas transportasi dan olahraga udah mumpuni. Tidak perlu heboh seperti Palembang yang sampai bangun LRT. Saya bangga sih kini kota kelahiran saya yakni Palembang tumbuh pesat infrastrukturnya. Salah satunya berkat ambisi Gubernur Sumatera Selatan kala itu yakni Bapak Alex Noerdin yang nekat menyanggupi menjadi tuan rumah berbagai event baik berskala nasional maupun internasional. Mulai dari PON, SEA Games, Asian Games, dan beberapa event lainnya. Maka dari itu ketika mengetahui Jepang menjadi tuan rumah, saya jadi bertanya-tanya apa yang perlu Jepang persiapkan ya?
Ternyata saya keliru. Masih banyak hal yang bisa ditingkatkan. Contohnya gerbang otomatis di peron kereta ini. Nilai proyeknya tak main-main. Tujuannya? Supaya gampang membuat teratur antri karena tahu dimana pintu kereta berada. Selain itu untuk keselamatan juga tentunya. Selain sudah makin banyak alfabet bertebaran tentunya untuk penunjuk jalan. Fasilitas untuk difabel juga dilengkapi.
Bahkan Jepang mengimpor beberapa virus tropis, termasuk Ebola untuk diteliti sebagai tindakan preventif agar tidak terjadi virus outbreak saat pelaksanaan Olimpiade. Masih ada sisi menarik lain yang akan saya share dari persiapan Olimpiade. Nantikan ya 😉
Taman Bermain Anak Gratis di Jepang
Rumah-rumah di Tokyo umumnya kecil karena harga lahan yang tinggi. Jangan khawatir bagi yang punya anak, taman bermain umum terdapat di mana-mana. Minimal jalan kaki dari rumah pasti akan ada taman. Itu untuk area bermain outdoor. Kalau cuaca tidak mendukung? Tenang, di tiap RT ada taman bermain indoor. Tak hanya area yang luas, di tempat yang disebut jidoukan ini bahkan diisi berbagai pelayanan gratis terkait tumbuh kembang anak. Konsultasi laktasi, gizi, dan sebagainya
Kami cukup beruntung karena lokasi rumah persis di seberang taman kota. Fasilitasnya mulai dari halang rintang untuk usia toddler ke atas, mini outdoor gym untuk anak usia 1-3 tahun, kolam pancing, museum rumput laut, bahkan ada pantai buatan dengan pasir putih. Kalau yang di foto ini adalah perosotan panjang sekali. Orang tuanya juga bisa ikut menemani.
Semuanya dibiayai dengan uang pajak penghasilan untuk kecamatan. Ada dua komponen pajak, satu yang dibayarkan ke negara, dan satunya lagi dibayarkan ke kecamatan sesuai domisili. Nah termasuk pesta kembang api yang pernah saya posting, itu salah satu pemanfaatan uang pajak. Semaksimal mungkin uangnya dipakai agar warga di kecamatan itu bisa mendapat hiburan secara berkala. Konsep pajak per-kecamatan ini bagus untuk ditiru menurut saya. Membuat disiplin laporan kependudukan karena benefit kesehatan anak, voucher imunisasi, dll diberikan oleh kecamatan. Jadi kalau tidak lapor pindah alamat, otomatis semua fasilitas bebas biaya dari pemerintah juga akan terhenti.
Tentang 2019
Lebih dari setengah periode di tahun 2019 adalah tentang peran baru sebagai Ibu. Amanah yang sangat berat, apalagi saat tahu amanah itu adalah seorang anak perempuan. Berkaca pada diri sendiri, jika sang anak kelak tumbuh menjadi seperti Ibunya sekarang, apakah saya akan bersyukur? Rasanya tidak. Masih banyak kekurangan yang semoga Allah mudahkan untuk mendidikmu agar dapat jadi insan yang lebih baik Nak.
Dunia itu terhampar luas seperti yang kau lihat Nak. Namun jangan sampai cahaya dunia menyilaukan pandanganmu. Jagalah Al-Quran selalu di hatimu agar kelak ia dapat menuntun hidupmu.
Sakura 2019
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Wahai Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. (QS Ali Imran:38)
Doa yang memiliki makna sangat dalam khususnya untuk saya. Setiap kali membaca ulang ayat ini pun, pasti membuat tertegun, mengingat kembali perjalanan yang mengiringi doa ini. Doa yang tanpa lelah selalu diulang dalam lirih dan tangis berserah sambil terus menerus merayu Allah. Muhasabah kisah Nabi Zakaria a.s juga turut menjadi penyemangat untuk terus memanjatkan harapan pada-Nya yang rahmat-Nya tanpa batas. Cukup berkata “jadi! maka jadilah”.
Jangan pernah berputus asa dalam berdoa karena jika tak dikabulkan di dunia, tentu Allah sudah menjadikan doa kita tabungan amal di akhirat. Sesungguhnya terkadang bukanlah hidup kita yang senantiasa kekurangan, namun hati kita yang tak pandai bersyukur. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang pandai bersyukur.
Catatan Personal : Buku Brain Rules for Baby
Saat mulai usia kehamilan trimester pertama, saya menyadari banyak hal yang menjadi pr untuk saya pelajari terkait mendidik anak. Tentunya selain bekal ruhiah dari Al-Quran dan Hadits, penyeimbangan pola pendidikan berdasarkan pengetahuan dari sudut pandang psikologi anak juga penting untuk dikaji. Satu hal yang menjadi prinsip saya dalam menentukan buku apa yang saya pilih untuk menambah ilmu tentang pendidikan anak yakni saya menginginkan membaca buku yang memberi saya landasan berpikir kritis terlebih dahulu disertai kajian dari sisi scientific. Kenapa? karena saya percaya jika membahas tentang manusia, setiap orang punya karakteristik unik tersendiri, bahkan dalam satu keluarga pun dapat memiliki anak-anak dengan kepribadian yang berbeda meski berasal dari gen orang tua yang sama serta pola asuh dengan lingkungan yang sama. Belum lagi jika berbicara tentang faktor lingkungan yang seiring bertambah dewasanya anak, memiliki andil makin besar dengan perkembangan anak karena makin banyak waktu yang dihabiskan di luar daripada di rumah.
Maka dari itu tidak ada istilah ‘satu cara terbaik untuk mendidik semua anak’ dalam kamus saya. Buku dari John Medina ini menjadi pilihan sebagai buku pertama yang saya baca karena dari awal pun penulis sudah menekankan bahwa dalam buku ini tidak akan menemukan debat kusir mengenai metode terbaik dalam pola asuh anak, melainkan semua argumen akan dikembalikan lagi kepada hasil penelitian mengenai pola perkembangan otak dari publikasi jurnal terkini yang ada. Namun tetap kesimpulan yang didapatpun bukan berarti kita dapat mengatakan secara gamblang bahwa a menyebabkan b (a caused by b) namun a memiliki hubungan dengan b (a linked to b). Tentunya dengan berlandasan bahwa perilaku manusia itu suatu objek yang complicated karena banyak faktor yang mempengaruhi. Jika anda mencari buku yang memberikan landasan berpijak untuk mengkaji secara objektif teori-teori pendidikan anak, serta memberikan gambaran dari sudut pandang sains tentang bagaimana tahap pertumbuhan otak manusia terkait erat dengan pola perilaku manusia sejak ia bayi hingga dewasa, maka buku ini adalah yang anda cari!
Continue reading “Catatan Personal : Buku Brain Rules for Baby”Cheap Tour Package for Foreigner Living in Japan
I love travel to new places. It has been 6 years since I first set my first foot step in Japan. During those years, I have travel to 17 prefectures, 30 prefectures left in my list if I want to well-round those numbers. I visited those prefectures during different occasions. Once I got a paid-educational trip from my graduate campus. Most of the occasions is for personal purpose, because whose graduate student didn’t need a break from the research deadline?
Usually I always plan my trip by my self. It is because I assume I could found cheapest transport and hotel in different websites. If I took a tour package, the travel agent will charge service fee and therefore the price will not be cheaper than personal-arrangement type trip. That was my assumption though.
Continue reading “Cheap Tour Package for Foreigner Living in Japan”Tahun 2019
Halo 2019!
Tak terasa setahun berlalu begitu cepat. Dan kini sudah menapaki 2019. Banyak kisah selama 2018, campur aduk, sedih, senang, semoga bisa menjadi pembelajaran untuk bekal menjalani 2019 dengan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Ucapan dalam bahasa jepang untuk tahun baru yakni:
Akemashite omedetou gozaimasu!
Kotoshi mo yoroshiku onegaishimasu!Minna ganbarimasyou! ^^
Funin Chiryou – 2 Weeks Waiting untuk Trial yang ke 5 (8 of 8)
Biasanya saya akan menulis hasil treatment setiap cycle di bagian akhir masing-masing artikel. Namun kali ini saya ingin menuliskan kisahnya di artikel sendiri karena ada alur cerita sedikit berbeda kali ini.
Berawal dari rasa keingintahuan apakah obat pemicu ovulasi sudah hilang dari badan saya, hari ke 14 setelah ovulasi (Days Post Ovulation, biasa disingkat DPO) di pagi hari saya iseng menggunakan test-pack yang memang hanya sisa satu di kotak obat. Negatif? ah sudah biasa pikir saya. Iya, kalau boleh jujur, lama-kelamaan saya lebih tahan banting melihat hasil test-pack negatif. Awal-awal pastinya ada episode saya menangis, namun lama-kelamaan sudah bisa makin tegar dan selalu berusaha bangkit untuk memulai pengobatan di cycle berikutnya. Yang penting saya harus tetap semangat untuk berjuang.
Nah ini awal dari segala kegalauan yang makin menjadi. Ada garis tipis samar di bagian yang menunjukkan hasil positif. ‘Ya Allah apalagi ini?’ Iya, itu perasaan yang pertama kali terlintas. Kenapa? Karena saya merasa kalau kali ini jalan ceritanya berbeda dari bulan-bulan sebelumnya, saya belum siap. Benteng yang saya bangun baru cukup kokoh untuk membendung rasa kecewa melihat test-pack negatif. Setelah menenangkan diri, mulailah saya mencari di Google mengenai masa hidup obat pemicu ovulasi di dalam tubuh. Terdapat satu artikel yang menulis, kadar HCG obat tersebut di dalam darah akan menjadi separuh setiap 28 jam. Then I do the math! Setelah dihitung tampaknya masih ada sisa obat HCG pemicu ovulasi dalam darah. Hmmm.. yasudah pikir saya, positifnya adalah ya setidaknya pernah lihat hasil test-pack 2 garis meski bukan karena hamil betulan (menghibur hati ceritanya).
Continue reading “Funin Chiryou – 2 Weeks Waiting untuk Trial yang ke 5 (8 of 8)”