Berhubung sedang takut corona, jadi jalan-jalannya menjauhi spot turis. Bersepeda sambil eksplorasi landscape sekitar rumah. Sejak Oktober tahun lalu pindah ke rumah yang sekarang memang belum menjelajah sebenarnya.
Di dekat rumah ada stadium untuk pertandingan bola hoki Olimpiade 2020. Semua infrastruktur disiapkan. Tak terkecuali jalan. Bisa lihat perbandingannya? Trotoar pejalan kaki sana luasnya denga jalur mobil. Plus ada untuk jalur sepeda 2 arah. Nah yang warna kuning di trotoar itu penuntun untuk yang tunanetra. Diharapkan penonton memakai transportasi umum soalnya. Macet dong karena jalur mobil cuma kecil? Enggak! Karena ga banyak mobilnya. Ini aja di foto kosong. Padahal hari libur. Orang-orangnya kemana? Biasanya sih sepedaan ke taman trus aktivitas di sana. Berjemur, barbeque party, main bola, semua ada deh. Mobilnya Jepang mah dijualinnya ke ibu pertiwi :p
Terdapat tahapan yang harus dilalui manusia sebelum akhirnya memasuki alam surga dan neraka yakni: ● Alam Ruh: Alam dimana ruh ada sebelum ke alam rahim ● Alam Rahim: ketika ruh ditiupkan ke dalam rahim. Di dalam alam rahim, kita sudah ditanya siapa Tuhannya. Maka dari itu dikatakan setiap bayi yang lahir adalah sebagai muslim. Yang membuatnya berubah dari fitrahnya sebagai seorang muslim adalah karena faktor keluarga, lingkungan, dsb ● Alam Dunia: Tempat kita hidup di alam bumi ● Alam Kubur: atau alam Barzah adalah alam perbatasan antara dunia dan akhirat. Alam Barzah ini dihuni lamanya sesuai dengan kapan manusia itu wafat. Jadi yang wafat terlebih dahulu tentu akan menghabiskan waktu di alam barzah lebih lama. Keadaan masing-masing orang di alam barzah ini tergantung pada amal perbuatannya selama di dunia. ● Alam Akhirat: akhir bermakna ujung. Akhir ini berarti akhir sesuatu. Namun akan ada awal sesuatu serta akhir yang berikutnya. Akan tetapi akhirat disini bermakna suatu akhir yang abadi, tak akan ada ujung lainnya. Bekal yang kita punya juga akan menentukan keadaan kita berbeda-beda di akhirat. Jika di bumi saja kita bisa merasakan perbedaan fasilitas karena bekal yang kita bawa, apalagi di akhirat. Usia kita di dunia sesungguhnya adalah waktu yang kita punyai untuk mengumpulkan bekal yakni amal solih. Amal solih adalah segala aktivitas yang dilakukan manusia selama di dunia yang dilandasi oleh iman sehingga akan mendapatkan balasan berupa hasanat. Satu kebaikan akan mendapatkan 10 hasanat. Hasanat ini dalam suatu hadis diriwayatkan bisa jadi sebagai sebuah nikmat untuk tinggal di surga selama 500 tahun.
Contoh amal solih ini misalnya adalah makan. Jika proses makan ini dilandasi keimanan, tentu akan kita awali dengan doa, memilih makanan yang halal, sehingga menjadi bekal energi untuk berbuat kebaikan. Dalam surat Al-Anam ayat 160:
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”
Dalam ayat tersebut disebutkan adanya hasanat yakni balasan atas amal kebaikan dan sayyiat yakni balasan atas kejahatan. Hasanat inilah yang akan menjadi bekal kita kelak di akhirat.
Dalam surat Al Baqarah ayat 200-201:
200. Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
201. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.
Dalam ayat tersebut mengajarkan kita doa terbaik yang dapat kita amalkan untuk memohon kepada Allah agar dapat menjadikan kehidupan kita dipenuhi dengan kebaikan. Kita memohon kebaikan di dunia, akhirat dan juga perlindungan dari api neraka. Ada baiknya kita sering-sering bermuhasabah, mengecek sudah sejauh mana amal baik sebagai bekal kita kelak. Ini sangat penting karena kita tidak tahu sampai kapan waktu yang kita punya. Kematian lah yang akan memisahkan dan memutus kesempatan kita untuk mengumpulkan bekal. Dalam suatu hadis, disebutkan ketika seorang muslim meninggal maka malaikat akan datang dari langit dengan warna putih rona muka seperti matahari dan datang membawa hanut. Malaikat maut kemudian duduk di kepalanya kemudian berkata wahai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diradai-Nya. Ruh kemudian keluar seperti air, lalu di dalam hanut yakni kain kafan yang ada wangi-wangian. Wanginya ini akan tercium dari si mayit.
Dalam suatu riwayat, ada seorang sahabat yang dicari Rasulullah ketika ia tak terlihat saat berjamaah. Ternyata saat Rasulullah sampai di rumahnya, istrinya mengatakan ia sudah meninggal. Ternyata sebelum meninggal, ia sempat mengigau kenapa tidak lebih jauh. Rasulullah menyimpulkan bahwa ia ditampakkan pahalanya saat ia berjalan ke masjid untuk solat. Ia menyesali mengapa tak berjalan lebih jauh lagi agar mendapat pahala lebih banyak. Amalan yang paling diinginkan untuk dikerjakan jika mendapat kesempatan kembali ke dunia untuk beramal yakni bersedekah. Sesungguhnya pahala bersedekah itu sangatlah besar. Seorang muslim ketika ia wafat, meski keluarga dan sahabatnya bersedih, namun sesungguhnya ia senang karena terputusnya kesulitan di dunia.
Dalam surat Al-Fajr ayat 27-30: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.”
Dalam surat Al-Anam ayat 93: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
Dalam Surat Al-Anfal ayat 50-51
Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri).
Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya. Terlihat perbedaan antara seseorang yang beriman dan tidak dalam proses Sakaratul Maut nya. Akan tetapi hal ini tak dapat dilihat dengan kasat mata. Kadang kala proses sakaratul maut yang sulit merupakan cara Allah untuk menghapus dosa-dosa orang tersebut. Jadi kita jangan mudah menghakimi apabila melihat proses sakaratul maut seseorang itu sulit maka ia tak beriman, kita harus banyak-banyak berhusnuzon dengan Allah.
Di dalam kubur keadaan manusia pun berbeda-beda. Ada yang ia tertidur selama di alam kubur. Namun ada juga yang disiksa. Siksa kubur menjadi bagian dari proses pengurangan dosa-dosa. Terdapat beberapa amal yang dapat mengurangi dosa-dosa kita:
Bertobat memohon ampun:
Bertobat yakni memohon ampun dan berjanji tak mengulangi perbuatan tersebut
Memohon maaf kepada orang lain yang kita pernah sakiti jika kesalahan melibatkan manusia
Jika terkait fitnah, maka kita harus meralat ucapan kita dan menyampaikan kebenaran.
Amal Salih, contohnya: ● Silahturahim, berjabat tangan dapat menggugurkan dosa ● Dihapuskan dari solat-ke solat
Sakit, namun kita tetap harus berikhtiar untuk mendapatkan kesembuhan. Ini adalah ibadah. Jangan banyak mengeluh ketika sakit karena ini pun adalah proses untuk mengurangi dosa kita.
Azab kubur Saat proses menunggu di padang Mahsyar, waktunya sangat panjang karena yang dihisab adalah seluruh umat manusia dari zaman Nabi Adam. Akan tetapi ada orang-orang yang mendapatkan naungan, tidak kepanasan saat menunggu akan dihisab. Terdapat orang-orang yang seimbang antara amal baik dan buruknya. Maka ia akan berada di Araf. Ia bisa melihat betapa indahnya nikmat surga. Namun ia juga dapat mendengar betapa perihnya suara jeritan orang-orang yang disiksa di Neraka. Ia akan terus menunggu di sana hingga semua orang selesai dihisab. Ia kemudian dimasukkan di neraka hingga dosanya dihapuskan namun kemudian ia akan disucikan kemudian dimasukkan ke surga. Umar r.a mengatakan jika ia menjadi orang tersebut, yang terakhir masuk ke dalam surga, maka sesungguhnya ia sudah merasa beruntung. Surga dan Neraka memiliki level-levelnya sendiri sesuai amal ibadah orang yang memasukinya.
Rasulullah mulai menerima wahyu pada usia 40 tahun. Kemudian wahyu tersebut turun selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Sebelumnya jazirah Mekah hanyalah padang tandus, masyarakatnya jahiliyah dan peradabannya masih jauh terbelakang dibanding bangsa Romawi. Ketika Islam datang, kepribadian masyarakatnya berubah dari yang hobi perang menjadi penuh kasih sayang. Yang mengubah nya adalah Al-Quran.
Al-Quran diibaratkan seperti air hujan kepada bumi. Air hujan itu menyirami, menyuburkan. Sama seperti air hujan, Al-Quran pun turun dari langit. Manusia itu dari tanah. Ada potensi kebaikan di dalamnya yang mungkin belum keluar. Ketika Al-Quran itu datang ke hati manusia, keluarlah potensi kebaikan tersebut. Seperti halnya Umar bin Khattab yang bengis dapat berubah menjadi khalifah yang membela Islam. Bilal bin Rabah seorang budak hitam, ketika Al-Quran sampai di hatinya, bahkan suara terompahnya sudah sampai di surga. Maka dari itu, kunci terbentuknya pribadi muslim yang ideal yakni Al-Quran. Seperti ulat yang bertransformasi menjadi kupu-kupu. Kalau kita mau mengambil nilai dalam Al-Quran, maka kita akan bertransformasi menjadi orang yang harum namanya di langit.
Al-Quran turun pertama kali sekaligus. Dari Lauhul Mahfudz sampai ke langit paling rendah di malam Lailatul Qadr. Kemudian Rasulullah menerimanya sedikit demi sedikit. Pertama surah Al-Alaq 5 ayat, kemudian surah Al-Mudatsir, kemudian seterusnya hingga lengkaplah satu Al-Quran. Dalam Surah Al Hijr (QS 15:9) إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kamibenar-benar memeliharanya Nama lain dari Al-Quran : لذِّكْرَ نَزَّلْنَا Artinya turunnya sedikit-demi sedikit. Karena dari langit ke tujuh yang paling dekat dengan bumi
Contoh lain penggunaan نَزَّلْنَا dalam surat : ● Surah Al-Qadr (QS 97 : 4) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِیهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ Artinya: Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Ribuan malaikat turun. Di sini artinya yakni bertahap-tahap pula. Malaikat Jibril berada di belakang saat para malaikat ini sedang bergerak (turun ke bumi). ● Surah An Naba (QS 78:3) ذَٰلِكَ الْیَوْمُ الْحَقُّ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ مَآبًا Artinya: Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. Pada ayat ini malaikat Jibril disebut terlebih dahulu. Artinya Malaikat Jibril berdiri di depan memimpin para malaikat lain di belakangnya.
23 tahun masa kenabian Rasulullah itu pada 13 tahun awal diisi dengan membereskan aqidah terlebih dahulu. Untuk menjadi muslim yang ideal, maka yang harus dimiliki yakni:
Salimul Aqidah Aqidah yang selamat, yakni selamat dari syirik, kurafat, dan riya. Keimanan yang harus dibangun, pertama yakni kepada Allah. Dalam Surah Al-Jumuah (QS 62:1) حَكِیمِ یُسَبِّحُ لِلهَِّ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِیزِ الْ Artinya: Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 4 nama Allah di atas adalah kunci hubungan kita dengan Allah. Allah memiliki otoritas namun tetap dapat dekat dengan umatnya. Allah memang keras azabnya. Namun Allah pun menjanjikan balasan yang luar biasa atas amal baik umatnya. Ada azab yang berat jika tak salat. Namun jika ada kesulitan, ada kelonggaran dalam beribadah. Misal: tayamum saat sulit menemukan air, salat duduk saat tak mampu berdiri, dan sejenisnya. Kita tak dapat menipu Allah. Maka dari itu luruskan niat kita dalam beribadah hanya karena Allah. Akidah ini adalah akar, fondasi, tak kelihatan. Ia terlihat baru saat ada cobaan datang. Jangan sampai kita hanya fokus terhadap ibadah yang terlihat : solat, puasa, ngaji, Jangan sampai ibadah ini tak sampai di hati kita. Maka itu penting kita untuk memeriksa dan memupuk keyakinan kita pada Allah. Mengimani rukun yang 6. ● Iman kepada Allah ● Iman Kepada Malaikat ● Iman Kepada Kitab – kitab ● Iman Kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul Beda Nabi dan Rasul, Rasul mendapat risalah baru. Misal pada zaman nabi Musa, umat Yahudi beribadah pada hari Sabtu. Misal pada zaman Nabi Adam, saudara sedarah boleh menikah asalkan bukan saudara kembarnya. Kisah Qabil membunuh Habil berawal dari keinginan Qabil untuk menikahi saudara kembarnya. Saat menyerahkan hasil bertani sebagai kurban, sedekah Habil lah yang diterima Allah karena ia berkurban dengan harta hasil ladang yang baik, sedangkan habil dengan hasil ladang yang buruk. Qabil pun membunuh Habil. Seekor burung gagak mengajarkan ia untuk mengubur Habil. Dalam suatu riwayat disebutkan setiap umat Adam yang membunuh, maka Qabil mendapatkan bagian dari dosanya ● Iman kepada Hari Akhirat Di zaman Rasulullah, orang-orang kebanyakan tak percaya akan adanya hari akhir. ● Iman kepada Qada dan Qadar
Ayat 21
Artinya : Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”.
Maka Musa keluar dari kota Fir’aun dengan diliputi rasa takut. Maka Musa berdoa kepada Allah supaya berkenan menyelamatkannya dari orang-orang yang zhalim. Lalu pergilah ia ke kota Madyan dimana tinggallah Nabi Syuaib disana.
Ayat 22
Artinya : Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdoa (lagi): “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar”.
Ayat 23
Artinya : Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”.
Ketidakkuatan dan kelemahan fisik kedua wanita tersebut untuk menerobos kumpulan orang-orang lelaki sehingga mereka menunggu hingga binatang-binatang ternak orang-orang tersebut pulang terlebih dahulu, kemudian mereka berdua baru memberikan minum bagi ternak mereka. Ketika Musa melihat mereka berdua, hati Musa merasa iba.
Ayat 24
Artiya : Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”.
Maka Musa menggatikan mereka berdua memberikan minum hewan ternak mereka dan dia berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku membutuhkan kebaikan jenis apa pun yang Engkau berikan kepadaku”. Musa berada dalam kesulitan, kelelahan, kelaparan, maka Ia bermohon pada Allah jalan keluar darinya.
Ayat 25
Artinya : Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami”. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu’aib berkata: “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”.
Ketika Musa sampai pada ayah wanita itu dan menceritakan kepadanya kisah dirinya bersama Fir’aun dan kaumnya, ayah wanita itu berkata, “Janganlah takut. Kamu telah selamat dari kaum yang zhalim. Yaitu, Fir’aun dan kaumnya. Sebab, ia tidak memiliki kekuasaan atas negeri kami.”
Ayat 26
Artinya : Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.
Ayat 27
Artinya : Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”.
Nabi Syuaib menunjukkan betapa berharga putrinya sehingga ia meminta imbalan pada Musa berupa masa kerja selama delapan tahun, 10 tahun digenapkan. Hal ini adalah wujud penjagaan seorang Ayah terhadap putrinya. Menikahkannya dengan orang yang baik akhlak dan budi pekertinya.
Ayat 28
Artinya : Dia (Musa) berkata: “Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”.
Ayat 29
Artinya : Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”.
Musa menepati tempo waktu selama sepuluh tahun kepada Nabi Syuaib, yaitu tempo waktu yang lebih lama, dan kemudian berangkat bersama keluarganya menuju Mesir.
Ayat 30
Artinya : Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.
Ayat 31
Artinya : dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseru): “Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman.
Ayat ini menjelaskan mukjizat Nabi Musa dari Allah. Musa pun kaget melihat tongkatnya berubah menjadi ular. Kemudian Allah menenangkannya.
Ayat 32
Artinya : Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”.
Ayat 33
Artinya : Musa berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.
Ayat 34
Artinya : Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”.
Ayat 38
Artinya : Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.
Ahli pembuat tower pada jaman Firaun adalah Hamam, tujuannya agar Firaun bisa melihat Tuhannya Musa. Nama Hamam ini pun juga ditemukan pada prasasti orang Mesir. Hal ini menunjukkan betapa Al-Quran itu terpelihara keasliannya. Bahasanya pun sama dengan saat diturunkan pertama kali.
Zaid bin Tsabit adalah penulis Al-Quran. Mulanya Alquran masih berupa huruf gundul. Seiiring meluasnya kekhalifan Islam, maka diberikan tanda baca agar yang bukan penutur bahasa arab tetap dapar membacanya dengan benar. Pada jaman Khalifah Ustman bin Affan lah baru Al-Quran di beri tanda baca.
Terdapat banyak doa yang diajarkan di dalam Al-Quran. Misalnya :
Surah Thaha Ayat 25-28, “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,supaya mereka mengerti perkataanku”
Surah Al-Furqan Ayat 74, “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
Pernah coba googling penyakit ringan terus ujung-ujungnya dibilang kanker? Bis se-absurd itu memang dunia maya.
Apalagi buat para new mom. Ilmunya rasanya bener-bener dari 0. Mau tanya tapi takut malah ilmu sesat. Buku ini bener-bener membantu buat belajar hal dari yang remeh macam cara gendong sampai tahap perkembangan anak mendetail.
Bukunya seperti diktat kuliah. 890 halaman. Tenang, tak perlu dibaca semua. Dibacanya dicicil sesuai tahapan perkembangan anak. Anak usia di bawah 1 tahun dibagi menjadi usia 1-3 bulan, 4-7 bulan, 8-11 bulan dan 1 tahun. Seterusnya dibahas per tahapan usia 2, 3, 4 dan 5 tahun. Makanya bisa dibahas secara mendetail. Kalau sakit, baru cari referensinya di buku ini.
Sejak ada A-chan, saya dan suami jadi makin menghargai waktu bersama keluarga. Melihat tumbuh kembangnya yang pesat, kini bahkan sudah mulai rambatan, rasanya baru kemarin dia hanya bisa terlentang. Maka saat mudik kemarin kami sempatkan foto studio. Mengabadikan kebersamaan selagi ada waktu dan usia. Selain itu fotonya bisa dipajang di rumah Tokyo.
Jauh di rantau membuat A-chan jarang bertemu eyang serta opa omanya. Apalagi memorinya masih terbatas. Tak jarang Ia menangis saat baru pertama digendong. Maka dari itu saat mudikpun kami maksimalkan waktu bersama eyang serta opa omanya. Jangan sampai beliau kehilangan momen melihat tumbuh kembang cucu. Memang rasanya tak seberapa mengingat kami hanya mudik 2 minggu dalam 1 tahun. Semoga Allah berikan keluangan waktu, rezeki dan juga usia agar makin dapat bersilahturahmi lebih lama kelak. Nah adanya foto ini semoga bisa membuat memori A-chan tentang eyang serta opa omanya lebih berbekas.
Bertiga di rantau jauh. Tanpa asisten rumah tangga maupun pengasuh. Kalau ditanya kok bisa? Jawabannya semua bisa kalau kepepet. hehe. Tak lepas pula Allah yang mampukan tentunya.
Mulai dari belajar masak hingga pakai bor listrik, semua belajar otodidak. Meski terkadang semangat naik turun, apalagi saat rasanya butuh membelah diri agar segala urusan bisa dihandle, saya selalu berusaha berpikir positif bahwa Allah bukakan ladang pahala begitu luas melalui keluarga ini. Tak perlu jauh mencari karena kesempatan meraih surga begitu dekat yakni ridho suami. Mami adalah teladan terbaik tempatku belajar akan hal ini.
“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany)
Didedikasikan untuk Mamiku yang luar biasa kesabarannya. Semoga Allah mudahkan dan lembutkan hati ini agar bisa mengikuti jejak Mami. Menjadi aktor utama di belakang layar pendukung kesuksesan keluarga
Awalnya saya berpikir Tokyo jadi tuan rumah Olimpiade enak dong. Fasilitas transportasi dan olahraga udah mumpuni. Tidak perlu heboh seperti Palembang yang sampai bangun LRT. Saya bangga sih kini kota kelahiran saya yakni Palembang tumbuh pesat infrastrukturnya. Salah satunya berkat ambisi Gubernur Sumatera Selatan kala itu yakni Bapak Alex Noerdin yang nekat menyanggupi menjadi tuan rumah berbagai event baik berskala nasional maupun internasional. Mulai dari PON, SEA Games, Asian Games, dan beberapa event lainnya. Maka dari itu ketika mengetahui Jepang menjadi tuan rumah, saya jadi bertanya-tanya apa yang perlu Jepang persiapkan ya?
Ternyata saya keliru. Masih banyak hal yang bisa ditingkatkan. Contohnya gerbang otomatis di peron kereta ini. Nilai proyeknya tak main-main. Tujuannya? Supaya gampang membuat teratur antri karena tahu dimana pintu kereta berada. Selain itu untuk keselamatan juga tentunya. Selain sudah makin banyak alfabet bertebaran tentunya untuk penunjuk jalan. Fasilitas untuk difabel juga dilengkapi.
Bahkan Jepang mengimpor beberapa virus tropis, termasuk Ebola untuk diteliti sebagai tindakan preventif agar tidak terjadi virus outbreak saat pelaksanaan Olimpiade. Masih ada sisi menarik lain yang akan saya share dari persiapan Olimpiade. Nantikan ya 😉
Rumah-rumah di Tokyo umumnya kecil karena harga lahan yang tinggi. Jangan khawatir bagi yang punya anak, taman bermain umum terdapat di mana-mana. Minimal jalan kaki dari rumah pasti akan ada taman. Itu untuk area bermain outdoor. Kalau cuaca tidak mendukung? Tenang, di tiap RT ada taman bermain indoor. Tak hanya area yang luas, di tempat yang disebut jidoukan ini bahkan diisi berbagai pelayanan gratis terkait tumbuh kembang anak. Konsultasi laktasi, gizi, dan sebagainya
Kami cukup beruntung karena lokasi rumah persis di seberang taman kota. Fasilitasnya mulai dari halang rintang untuk usia toddler ke atas, mini outdoor gym untuk anak usia 1-3 tahun, kolam pancing, museum rumput laut, bahkan ada pantai buatan dengan pasir putih. Kalau yang di foto ini adalah perosotan panjang sekali. Orang tuanya juga bisa ikut menemani.
Semuanya dibiayai dengan uang pajak penghasilan untuk kecamatan. Ada dua komponen pajak, satu yang dibayarkan ke negara, dan satunya lagi dibayarkan ke kecamatan sesuai domisili. Nah termasuk pesta kembang api yang pernah saya posting, itu salah satu pemanfaatan uang pajak. Semaksimal mungkin uangnya dipakai agar warga di kecamatan itu bisa mendapat hiburan secara berkala. Konsep pajak per-kecamatan ini bagus untuk ditiru menurut saya. Membuat disiplin laporan kependudukan karena benefit kesehatan anak, voucher imunisasi, dll diberikan oleh kecamatan. Jadi kalau tidak lapor pindah alamat, otomatis semua fasilitas bebas biaya dari pemerintah juga akan terhenti.
Lebih dari setengah periode di tahun 2019 adalah tentang peran baru sebagai Ibu. Amanah yang sangat berat, apalagi saat tahu amanah itu adalah seorang anak perempuan. Berkaca pada diri sendiri, jika sang anak kelak tumbuh menjadi seperti Ibunya sekarang, apakah saya akan bersyukur? Rasanya tidak. Masih banyak kekurangan yang semoga Allah mudahkan untuk mendidikmu agar dapat jadi insan yang lebih baik Nak.
Dunia itu terhampar luas seperti yang kau lihat Nak. Namun jangan sampai cahaya dunia menyilaukan pandanganmu. Jagalah Al-Quran selalu di hatimu agar kelak ia dapat menuntun hidupmu.