Membentuk Pribadi Muslim Ideal

(Sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)

Jpeg

Rasulullah mulai menerima wahyu pada usia 40 tahun. Kemudian wahyu tersebut turun selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Sebelumnya jazirah Mekah hanyalah padang tandus, masyarakatnya jahiliyah dan peradabannya masih jauh terbelakang dibanding bangsa Romawi. Ketika Islam datang, kepribadian masyarakatnya berubah dari yang hobi perang menjadi penuh kasih sayang. Yang mengubah nya adalah Al-Quran.

Al-Quran diibaratkan seperti air hujan kepada bumi. Air hujan itu menyirami, menyuburkan. Sama seperti air hujan, Al-Quran pun turun dari langit. Manusia itu dari tanah. Ada potensi kebaikan di dalamnya yang mungkin belum keluar. Ketika Al-Quran itu datang ke hati manusia, keluarlah potensi kebaikan tersebut. Seperti halnya Umar bin Khattab yang bengis dapat berubah menjadi khalifah yang membela Islam. Bilal bin Rabah seorang budak hitam, ketika
Al-Quran sampai di hatinya, bahkan suara terompahnya sudah sampai di surga. Maka dari itu, kunci terbentuknya pribadi muslim yang ideal yakni Al-Quran. Seperti ulat yang bertransformasi menjadi kupu-kupu. Kalau kita mau mengambil nilai dalam Al-Quran, maka kita akan bertransformasi menjadi orang yang harum namanya di langit.


Al-Quran turun pertama kali sekaligus. Dari Lauhul Mahfudz sampai ke langit paling rendah di malam Lailatul Qadr. Kemudian Rasulullah menerimanya sedikit demi sedikit. Pertama surah Al-Alaq 5 ayat, kemudian surah Al-Mudatsir, kemudian seterusnya hingga lengkaplah satu Al-Quran. Dalam Surah Al Hijr (QS 15:9)
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kamibenar-benar memeliharanya
Nama lain dari Al-Quran : لذِّكْرَ
نَزَّلْنَا Artinya turunnya sedikit-demi sedikit. Karena dari langit ke tujuh yang paling dekat dengan bumi


Contoh lain penggunaan نَزَّلْنَا dalam surat :
● Surah Al-Qadr (QS 97 : 4)
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِیهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
Artinya: Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

Ribuan malaikat turun. Di sini artinya yakni bertahap-tahap pula. Malaikat Jibril berada di belakang saat para malaikat ini sedang bergerak (turun ke bumi).
● Surah An Naba (QS 78:3)
ذَٰلِكَ الْیَوْمُ الْحَقُّ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ مَآبًا
Artinya: Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.
Pada ayat ini malaikat Jibril disebut terlebih dahulu. Artinya Malaikat Jibril berdiri di depan memimpin para malaikat lain di belakangnya.

23 tahun masa kenabian Rasulullah itu pada 13 tahun awal diisi dengan membereskan aqidah terlebih dahulu. Untuk menjadi muslim yang ideal, maka yang harus dimiliki yakni:

  1. Salimul Aqidah
    Aqidah yang selamat, yakni selamat dari syirik, kurafat, dan riya. Keimanan yang harus dibangun, pertama yakni kepada Allah. Dalam Surah Al-Jumuah (QS 62:1)
    حَكِیمِ یُسَبِّحُ لِلهَِّ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِیزِ الْ
    Artinya: Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
    4 nama Allah di atas adalah kunci hubungan kita dengan Allah. Allah memiliki otoritas namun tetap dapat dekat dengan umatnya. Allah memang keras azabnya. Namun Allah pun menjanjikan balasan yang luar biasa atas amal baik umatnya. Ada azab yang berat jika tak salat. Namun jika ada kesulitan, ada kelonggaran dalam beribadah. Misal: tayamum saat sulit menemukan air, salat duduk saat tak mampu berdiri, dan sejenisnya. Kita tak dapat menipu Allah. Maka dari itu luruskan niat kita dalam beribadah hanya karena Allah. Akidah ini adalah akar, fondasi, tak kelihatan. Ia terlihat baru saat ada cobaan datang. Jangan sampai kita hanya fokus terhadap ibadah yang terlihat : solat, puasa, ngaji, Jangan sampai ibadah ini tak sampai di hati kita. Maka itu penting kita
    untuk memeriksa dan memupuk keyakinan kita pada Allah. Mengimani rukun yang 6.
    ● Iman kepada Allah
    ● Iman Kepada Malaikat
    ● Iman Kepada Kitab – kitab
    ● Iman Kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul
    Beda Nabi dan Rasul, Rasul mendapat risalah baru. Misal pada zaman nabi Musa, umat Yahudi beribadah pada hari Sabtu. Misal pada zaman Nabi Adam, saudara sedarah boleh menikah asalkan bukan saudara kembarnya. Kisah Qabil membunuh Habil berawal dari keinginan Qabil untuk menikahi saudara kembarnya. Saat menyerahkan hasil bertani sebagai kurban, sedekah Habil lah yang diterima Allah karena ia berkurban dengan harta hasil ladang yang baik, sedangkan habil dengan hasil ladang yang buruk. Qabil pun membunuh Habil. Seekor burung gagak mengajarkan ia untuk mengubur Habil. Dalam suatu riwayat disebutkan setiap umat Adam yang membunuh, maka Qabil mendapatkan bagian dari dosanya
    ● Iman kepada Hari Akhirat
    Di zaman Rasulullah, orang-orang kebanyakan tak percaya akan adanya hari akhir.
    ● Iman kepada Qada dan Qadar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.