Tsukiji Fish Market

I had a chance to strolling around Tsukiji Fish Market several weeks ago. Actually I am not expect much since I have seen some fish market previously in my hometown, Palembang – Indonesia. The main differences here is the dominant type of fish is Tuna or Maguro. Japanese has well-known with its high consumption rate of tuna. Even the 1st grade of tuna (meaning the best one!) from my country was export to Japan directly from the fisherman.

Osaka Halal Sukiyaki, I Love It!

WOW!!

Itu pertama kali yang saya rasakan ketika mencicip sukiyaki otentik Jepang pertama kali di restoran ini. Rasanya sulit dideskripsikan dan dibandingkan dengan makanan Indonesia. Benar-benar rasa baru di lidah saya dan memberikan sensasi sedap yang luar biasa.

Di restoran ini dapat menambah sayur, nasi, dan mie sepuasnya. Apabila ingin menambah daging sapi maka kita harus membayar 1000 yen. Harga yang pas mengingat daging yang digunakan sangat enak di lidah. Rasanya sangat pas berpadu dengan daging dan sayur. Saya rekomendasikan bagi pecinta daging sapi namun tetap memperhatikan kesehatan dengan menambah sayur tentunya. gratis!

Nama Restoran: Bulls

Lokasi: OCAT Building Lantai 5

Statsiun Terdekat: Namba

Ashikaga Flower Park

Libur musim panas kemarin sangat berkesan. Diawali dengan ide wisata lokal jepang bersama teman-teman Indonesia yang juga tinggal di daerah Kanto, akhirnya kami memutuskan mengunjungi taman bunga Ashikaga. Letaknya di utara Tokyo, perjalanan kami tempuh sekitar 3-4 jam dengan mobil sewaan. Jauhnya perjalanan terbayarkan dengan keindahan bunga wysteria. Ya, Ashikaga terkenal akan taman wysteria nya. Bunganya sangat indah. Menjuntai dari atas sehingga terlihat seperti lorong bunga dengan ditata sedemikian rupa.

Salah satu foto terbaik saya dan suami dengan wysteria menjadi oleh-oleh terbaik dari Ashikaga!

Festival Kimono di Kobe

Pengalaman pertama memakai kimono sungguh berkesan. Tahun 2014 saat saya baru menjejakkan kaki saya di Jepang, di penghujung tahun diadakan acara memakai kimono di asrama kampus saya. Acara ini gratis diadakan untuk mahasiswa asing agar mereka semakin mengenal kebudayaan jepang.

Kimono yang saya pakai sangat indah. Berbahan sutra dengan warna yang ceria. Ternyata memakai kimono tidak semudah yang saya bayangkan. Total waktu yang diperlukan adalah sekitar 45 menit dari awal hingga selesai memakai kimono. Tampak sulit jika harus memakai kimono sendiri, terutama jika ingin mengikat obi alias sabuk yang dibentuk bermacam-macam di bagian punggung. Tidak semua orang dapat menghasilkan lipatan obi yang menawa. Terbukti nenek yang memakaikan obi saya pun kewalahan hingga meminta tolong temannya. Namun perjuangan kesabaran memakai kimono, ikat sana sini, tali sana sini pun terbayar. Kimono yang indah dan sangat anggun saat dipakai. Tak heran para gadis jepang dahulu tersohor akan keanggunannya.

Pulau Enoshima di Kanagawa

Salah satu tempat wisata musim gugur populer di daerah Kanagawa adalah Kamakura. Rumah kami kebetulan berada di daerah Kanagawa sehingga diputuskanlah untuk menikmati daun musim gugur yang berubah warna di Kamakura.

Ternyata Kamakura memiliki musim gugur yang lebih akhir dibanding daerah Kanagawa lainnya. Sehingga saat kami ke sana, daun masih belum berubah warna. Kami tak habis akal, beralihlah kami ke Pulau Enoshima yang berada tak jauh dari Kamakura.

Enoshima merupakan pulau dekat Kamakura. Populer akan wisata spa dan juga menara pandangnya. Tujuan utama kami tentu saja menara pandang. Cukup mudah menemukan menara pandang ini karena merupakan bangunan tertinggi. Pemandangan 360 derajat sekitar pulau Enoshima terlihat jelas dari puncak menara. Perjalanan yang menyenangkan!