(Sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)
Terdapat tahapan yang harus dilalui manusia sebelum akhirnya memasuki alam surga dan neraka yakni:
● Alam Ruh: Alam dimana ruh ada sebelum ke alam rahim
● Alam Rahim: ketika ruh ditiupkan ke dalam rahim. Di dalam alam rahim, kita sudah ditanya siapa Tuhannya. Maka dari itu dikatakan setiap bayi yang lahir adalah sebagai muslim. Yang membuatnya berubah dari fitrahnya sebagai seorang muslim adalah karena faktor keluarga, lingkungan, dsb
● Alam Dunia: Tempat kita hidup di alam bumi
● Alam Kubur: atau alam Barzah adalah alam perbatasan antara dunia dan akhirat. Alam Barzah ini dihuni lamanya sesuai dengan kapan manusia itu wafat. Jadi yang wafat terlebih dahulu tentu akan menghabiskan waktu di alam barzah lebih lama. Keadaan masing-masing orang di alam barzah ini tergantung pada amal perbuatannya selama di dunia.
● Alam Akhirat: akhir bermakna ujung. Akhir ini berarti akhir sesuatu. Namun akan ada awal sesuatu serta akhir yang berikutnya. Akan tetapi akhirat disini bermakna suatu akhir yang abadi, tak akan ada ujung lainnya. Bekal yang kita punya juga akan menentukan keadaan kita berbeda-beda di akhirat. Jika di bumi saja kita bisa merasakan perbedaan fasilitas karena bekal yang kita bawa, apalagi di akhirat. Usia kita di dunia sesungguhnya adalah waktu yang kita punyai untuk mengumpulkan bekal yakni amal solih. Amal solih adalah segala aktivitas yang dilakukan manusia selama di dunia yang dilandasi oleh iman sehingga akan mendapatkan balasan berupa hasanat. Satu kebaikan akan mendapatkan 10 hasanat. Hasanat ini dalam suatu hadis diriwayatkan
bisa jadi sebagai sebuah nikmat untuk tinggal di surga selama 500 tahun.
Contoh amal solih ini misalnya adalah makan. Jika proses makan ini dilandasi keimanan, tentu akan kita awali dengan doa, memilih makanan yang halal, sehingga menjadi bekal energi untuk berbuat kebaikan. Dalam surat Al-Anam ayat 160:
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”
Dalam ayat tersebut disebutkan adanya hasanat yakni balasan atas amal kebaikan dan sayyiat yakni balasan atas kejahatan. Hasanat inilah yang akan menjadi bekal kita kelak di akhirat.
Dalam surat Al Baqarah ayat 200-201:
200. Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
201. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.
Dalam ayat tersebut mengajarkan kita doa terbaik yang dapat kita amalkan untuk memohon kepada Allah agar dapat menjadikan kehidupan kita dipenuhi dengan kebaikan. Kita memohon kebaikan di dunia, akhirat dan juga perlindungan dari api neraka. Ada baiknya kita sering-sering bermuhasabah, mengecek sudah sejauh mana amal baik sebagai bekal kita kelak. Ini sangat penting karena kita tidak tahu sampai kapan waktu yang kita punya. Kematian lah yang akan memisahkan dan memutus kesempatan kita untuk mengumpulkan bekal. Dalam suatu hadis, disebutkan ketika seorang muslim meninggal maka malaikat akan datang dari langit dengan warna putih rona muka seperti matahari dan datang membawa hanut. Malaikat maut kemudian duduk di kepalanya kemudian berkata wahai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diradai-Nya. Ruh kemudian keluar seperti air, lalu di dalam hanut yakni kain kafan yang ada wangi-wangian. Wanginya ini akan tercium dari si mayit.
Dalam suatu riwayat, ada seorang sahabat yang dicari Rasulullah ketika ia tak terlihat saat berjamaah. Ternyata saat Rasulullah sampai di rumahnya, istrinya mengatakan ia sudah meninggal. Ternyata sebelum meninggal, ia sempat mengigau kenapa tidak lebih jauh. Rasulullah menyimpulkan bahwa ia ditampakkan pahalanya saat ia berjalan ke masjid untuk solat. Ia menyesali mengapa tak berjalan lebih jauh lagi agar mendapat pahala lebih banyak.
Amalan yang paling diinginkan untuk dikerjakan jika mendapat kesempatan kembali ke dunia untuk beramal yakni bersedekah. Sesungguhnya pahala bersedekah itu sangatlah besar. Seorang muslim ketika ia wafat, meski keluarga dan sahabatnya bersedih, namun sesungguhnya ia senang karena terputusnya kesulitan di dunia.
Dalam surat Al-Fajr ayat 27-30:
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.”
Dalam surat Al-Anam ayat 93:
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan
diri terhadap ayat-ayat-Nya.
Dalam Surat Al-Anfal ayat 50-51
Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri).
Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya. Terlihat perbedaan antara seseorang yang beriman dan tidak dalam proses Sakaratul Maut nya. Akan tetapi hal ini tak dapat dilihat dengan kasat mata. Kadang kala proses sakaratul maut yang sulit merupakan cara Allah untuk menghapus dosa-dosa orang
tersebut. Jadi kita jangan mudah menghakimi apabila melihat proses sakaratul maut seseorang itu sulit maka ia tak beriman, kita harus banyak-banyak berhusnuzon dengan Allah.
Di dalam kubur keadaan manusia pun berbeda-beda. Ada yang ia tertidur selama di alam kubur. Namun ada juga yang disiksa. Siksa kubur menjadi bagian dari proses pengurangan dosa-dosa. Terdapat beberapa amal yang dapat mengurangi dosa-dosa kita:
Bertobat memohon ampun:
- Bertobat yakni memohon ampun dan berjanji tak mengulangi perbuatan
tersebut - Memohon maaf kepada orang lain yang kita pernah sakiti jika kesalahan
melibatkan manusia - Jika terkait fitnah, maka kita harus meralat ucapan kita dan
menyampaikan kebenaran.
- Amal Salih, contohnya:
● Silahturahim, berjabat tangan dapat menggugurkan dosa
● Dihapuskan dari solat-ke solat - Sakit, namun kita tetap harus berikhtiar untuk mendapatkan kesembuhan. Ini adalah ibadah. Jangan banyak mengeluh ketika sakit karena ini pun adalah proses untuk mengurangi dosa kita.
- Azab kubur
Saat proses menunggu di padang Mahsyar, waktunya sangat panjang karena yang dihisab adalah seluruh umat manusia dari zaman Nabi Adam. Akan tetapi ada orang-orang yang mendapatkan naungan, tidak kepanasan saat menunggu akan dihisab. Terdapat orang-orang yang seimbang antara amal baik dan buruknya. Maka ia akan berada di Araf. Ia bisa melihat betapa indahnya nikmat surga. Namun ia juga dapat mendengar betapa perihnya suara jeritan orang-orang yang disiksa di Neraka. Ia akan terus menunggu di sana hingga semua orang selesai dihisab. Ia kemudian dimasukkan di neraka hingga dosanya dihapuskan namun kemudian ia akan disucikan kemudian dimasukkan ke surga. Umar r.a mengatakan jika ia menjadi orang tersebut, yang terakhir masuk ke dalam surga, maka sesungguhnya ia sudah merasa beruntung. Surga
dan Neraka memiliki level-levelnya sendiri sesuai amal ibadah orang yang
memasukinya.