(Sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)
Prasangka (dalam bahasa arab : dzon)
Syaiton itu bertujuan menggoda manusia untuk mencari teman kelak di neraka, maka dari itu manusia tak lepas dari prasangka karena adanya bisikan dari syaiton.
Dalam Surah Al Hujurat ayat 13: Allah memperingatkan kepada orang beriman agar menjauhi dari kebanyakan dirimu itu dari prasangka. Karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa.
Artinya ada prasangka yang dibolehkan, ada juga yang tidak dibolehkan.
Prasangka yg tidak dibolehkan: suuzon tanpa ada dasarnya. Misal: senantiasa berpikiran buruk tentang orang lain.
Prasangka yang dibolehkan: suuzon namun ada dasarnya secara zahir (dapat dilihat oleh mata). Misal: perilaku seseorang buruk sehingga kita berpikir bahwa ia melakukan perbuatan buruk. Sebaliknya apabila perilaku seseorang baik, akhlaknya baik, namun kita berpikiran buruk tentangnya maka itulah prasangka yang tidak dibolehkan.
Hadist Riwayat Bukhari & Muslim:
Hati-hati kalian dari persangkaan yang buruk (zhan) karena zhan itu adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kalian mendengarkan ucapan orang lain dalam keadaan mereka tidak suka. Janganlah kalian mencari-cari aurat/cacat/cela orang lain. Jangan kalian berlomba-lomba untuk menguasai sesuatu. Janganlah kalian saling hasad, saling benci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang Dia perintahkan. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, maka janganlah ia menzalimi saudaranya, jangan pula tidak memberikan pertolongan/bantuan kepada saudaranya dan jangan merendahkannya. Takwa itu di sini, takwa itu di sini.” Beliau mengisyaratkan (menunjuk) ke arah dadanya. “Cukuplah seseorang dari kejelekan bila ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim terhadap muslim yang lain, haram darahnya, kehormatan dan hartanya. Sesungguhnya Allah tidak melihat ke tubuh-tubuh kalian, tidak pula ke rupa kalian akan tetapi ia melihat ke hati-hati dan amalan kalian.” (HR. ِAl-Bukhari no. 6066 dan Muslim no. 6482)
Hasad: benci hingga ingin mencelakakan orang lain
Bagaimana agar kita terhindar dari prasangka buruk pada orang lain:
– Melapangkan hati
hati kita harus dilapangkan terlebih dahulu dibandingkan kita mengharapkan orang lain untuk berubah.
– Lengkapi diri dengan informasi
Sehingga dapat melakukan penilaian secara objektif. Misal: ada orang yang selalu terlambat, kita cari tahu apa yang menjadi penyebab. Ternyata ia harus berjibaku untuk hidupnya: baito, mengasuh anak, dll. Maka kita akan lebih memahami posisinya dan tidak berprasangka buruk.
– Perluas pergaulan
Agar kita bisa berempati dengan orang lain
– Perbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah
Seseorang yang memasrahkan hidupnya pada Allah, makan Allah akan cukupkan kebutuhannya
– Allah itu seperti apa yang diprasangkakan makhluknya
Apabila kita berprasangka baik maka tentu Allah akan memberikan sesuai yang disangkakan oleh umatnya