Masa sih?
Ya! Setidaknya itulah pengalaman berharga yang saya dapatkan selama menjalani riset di Universitas Kobe, Jepang. Pengalaman riset di sini benar-benar membuka mata saya tentang dunia asing bernama ‘riset social-science’. Saya akan cerita mengenai ‘up-side’ dari dunia riset lebih dahulu, baru kemudian tentang ‘down-side’nya. Tapi tenang, saya juga akan beri beberapa tips untuk mengatasi permasalahan umum terkait riset. Jadi setelah membaca artikel ini teman-teman akan percaya dengan judul yang saya buat, riset itu menyenangkan!
Mari kita mulai dari sisi menyenangkan dari riset, apa saja?
- Kebebasan memilih topik yang ingin diteliti: riset yang ingin diteliti tidak akan ditentukan oleh dosen melainkan dari keinginanmu sendiri. Tahap pertama adalah kamu akan diminta untuk mempresentasikan desain ide riset. Secara garis besar adalah terkait topik apa yang ingin diteliti, hipotesis utama, dasar teori (secara garis besar), data, metode, ekspektasi hasil riset. Tunggu, bukankah itu sudah seperti karya tulis lengkap? Ya! tapi anggaplah ini versi singkat seperti halnya masing-masing bab hanya direpresentasikan dengan 1 buah slide power point. Pada dasarnya tidak ada ide riset yang jelek. Pengalaman saya kemarin mengajarkan bahwa dosen tidak akan pernah mengatakan idemu jelek, namun akan membantumu mempertajam topik risetmu. Misalkan topik yang kamu ambil terlalu umum dan kontribusinya relatif minimal, maka dosen akan memberikan beberapa hint untuk membuat topik risetmu menjadi lebih baik. Selalu lah ingat bahwa dalam riset yang penting adalah proses, bukan hasil. Dan ini sangat banyak saya pelajari selama proses riset saya, membuat saya sangat menghargai setiap proses dalam riset hingga akhir.
- Teman satu grup seminar yang banyak memberi masukan: Konsep unik yang baru saya temui di Jepang adalah masing-masing murid akan memiliki grup yang diampu oleh satu orang professor yang disebut seminar atau zemi. Akan ada jadwal seminar mingguan selama 2,5 jam yang diisi dengan kegiatan terkait riset: mempelajari satu publikasi paper dari jurnal internasional, mahasiswa riset tingkat akhir (Master tahun ke dua maupun mahasiswa doktoral) mempresentasikan progress risetnya, maupun dosen yang akan mempresentasikan topik risetnya sendiri. Proses ini sangat membantu saya selama penulisan riset. Banyak Aha! moment yang terjadi dari sesi tanya jawab setelah presentasi saya tentang desain riset. Pertanyaan tak terduga maupun masukan untuk meningkatkan kualitas riset saya. Banyaknya jurnal yang dibahas selama saya mengikuti seminar juga sangat membantu untuk memperkaya pengetahuan tentang metode penulisan untuk paper.
- Dana riset: Jika kamu mendapatkan professor yang relatif terkenal di bidangnya, maka kamu beruntung! Mengapa? karena professor tersebut biasanya memiliki dana riset yang cukup besar dan dapat membantumu semisal diperlukan jikalau data yang kamu butuhkan membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk dapat diakses. Kemewahan yang mungkin jarang kamu dapatkan jika kamu bukan berada di universitas dengan dana riset yang mumpuni.
Tapi…. kadang riset itu bikin stres.. seperti jalan buntu.. tak tahu harus bagaimana.. Ya kan? hmmmm.. mungkin ada benarnya.. Coba kita perhatikan beberapa fenomena umum yang terjadi sehingga banyak anggapan bahwa riset itu sulit:
- Ide riset darimana? Hal pertama yang paling sulit dari riset adalah memulai. Mengapa saya katakan sulit? karena mencari ide riset adalah seperti mencari wangsit. Datang tak terduga. Nah akan menjadi masalah apabila wangsitnya datang di saat kepepet alias dosen sudah meminta kamu presentasi desain riset. Bagaimana mengatasinya? Pertama mulai lah dengan tanya dirimu apa yang kamu suka. Semisal saya, saya berminat tentang usaha kecil menengah (UKM). Kemudian saya kembangkan dengan melihat fenomena finansial yang terjadi di Indonesia terkait UKM. Apa yang menarik dari fenomena-fenomena yang ada. Saran saya mulailah dari topik kecil, seiring waktu kamu akan menemukan topik menarik, ibarat domino effect, ide kecil ini akan membawamu ke hal-hal lain yang pada akhirnya membentuk ide risetmu. Banyaklah membaca jurnal internasional untuk menambah pengetahuanmu. Tak perlu terlalu ambisius ingin mempelajari skala dunia, Indonesia pun sebenarnya masih underdeveloped kalau boleh saya bilang. Banyak yang belum kita pelajari dari negar akita ini. Dengan pertumbuhan ekonominya yang sangat mengagumkan 5 tahun belakangan ini, tentu dunia ingin tahu apa fenomena yang terjadi di Indonesia. Yang penting dari riset adalah idemu orisinil dan ada celah yang kamu isi. Bukan seberapa besar celahnya, tapi celah itu, kamulah yang mengisi. Semangat riset adalah memeri pengetahuan komprehensif pada pembaca dari segala sisi. Ingat, dari segala sisi! Jadi sekecil apapun, kamu telah berkontribusi untuk sisi tersebut.
- Data dengan akses terbatas: Ini umumnya menjadi permasalahan di Indonesia karena keterbatasan data yang ada. Entah itu karena tiadanya data survey berskala nasional yang dilakukan oleh BPS, maupun mahalnya harga data komprehensif yang dimiliki oleh lembaga survey swasta. Banyaklah berdoa! Mengapa? Ya karena kita tahu semua permasalahan itu hanya bisa diatasi apabila kamu mempunyai teman di lembaga yang bersangkutan untuk mebantumu atau kamu merupakan anak Presiden 😉 Saya mendoakan dengan semakin banyaknya scholar yang melakukan riset tentang Indonesia akan membuat pemerintah makin menyadari tentang pentingnya keterbukaan akses data terutama untuk survey berskala nasional.
- Metode penelitian: Metode penelitian tentu sulit jika harus dibangun dari awal. Cara mengatasinya yaitu carilah paper dari jurnal populer yang banyak digunakan sebagai referensi sebagai rangka awal desain penelitian. Kemudian banyaklah baca jurnal pendukung untuk mencari apa saja aspek yang kurang dan bisa ditingkatkan melalui risetmu. Baca.. baca.. dan baca.. kunci dari mengatasinya memang hanya dengan membaca banyak paper.
Banyak hal yang belum saya tuliskan di artikel ini. Tentunya akan saya bahas di artikel lanjutan lainnya. Saya harap sedikitnya bisa memberikan gambaran mengenai asyiknya dunia riset. Berikut saya lampirkan foto hasil karya saya selama riset di Universitas Kobe. Tesis saya untuk program Master di Graduate School of Business Administration. Terima kasih kepada pemerintah Jepang sebagai sponsor utama beasiswa saya yang telah memberikan kesempatan yang tak ternilai harganya.