Bertiga di rantau jauh.
Tanpa asisten rumah tangga maupun pengasuh.
Kalau ditanya kok bisa?
Jawabannya semua bisa kalau kepepet. hehe. Tak lepas pula Allah yang mampukan tentunya.
Mulai dari belajar masak hingga pakai bor listrik, semua belajar otodidak. Meski terkadang semangat naik turun, apalagi saat rasanya butuh membelah diri agar segala urusan bisa dihandle, saya selalu berusaha berpikir positif bahwa Allah bukakan ladang pahala begitu luas melalui keluarga ini. Tak perlu jauh mencari karena kesempatan meraih surga begitu dekat yakni ridho suami. Mami adalah teladan terbaik tempatku belajar akan hal ini.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bertutur,
“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”
“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany)
Didedikasikan untuk Mamiku yang luar biasa kesabarannya. Semoga Allah mudahkan dan lembutkan hati ini agar bisa mengikuti jejak Mami. Menjadi aktor utama di belakang layar pendukung kesuksesan keluarga