(sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)
Semua orang butuh dengan nasihat. Maka Allah berpesan untuk saling menasihati. Pada dasarnya iman manusia itu naik turun maka setiap manusia butuh untuk dinasihati.
-Sura Al-Baqarah, Ayah 186
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
(Bahasa Indonesia)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.
Dalam ayat di atas Allah menyatakan bahwa diri-Nya adalah zat yang dekat. Allah akan mengabulkan permohonan siapa saja yang berdoa kepada-Nya. Asal memenuhi syarat yakni memenuhi perintah dan beriman kepada-Nya. Di ayat lain juga disebutkan bahwa Allah itu dekat seperti urat leher kita. Artinya, Allah sangat tahu dengan keadaan kita. Allah mendengar curahan hati, dan segala yang terjadi dengan makhluknya karena Allah Maha Tahu. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa Allah menanti siapa saja yang memohon kepada-Nya.
Seringkali suami istri terdapat salah paham dalam berkomunikasi. Namun berbeda dengan Allah. Allah itu senantiasa paling mengerti kebutuhan umat-Nya. Saat kita butuh ditanggapi dengan perasaan, maka Allah menenangkan hati kita, dan memberikan solusi yang terbaik.
Doa yakni ungkapan perasaan dan suatu bentuk sikap antara seorang hamba dengan Khaliknya. Doa juga bisa diartikan memohon, atau berdakwah (mengundang untuk datang), artinya kita memohon Allah untuk menghampiri dan membimbing serta memberi solusi untuk kita. Doa adalah ungkapan hati, maka sudah selayaknya kita berdoa dengan sepenuh hati, penuh penghambaan, dan penuh rayuan kepada Allah.
Doa adalah ibadah karena tidak mungkin orang yang tidak merasa perlu dengan Allah maka ia akan berdoa. Orang yang kuat, ada kesombongan dalam hatinya maka ia tidak akan memohon, merayu, bersujud memanjatkan doa kepada Allah. Maka kita bisa lihat, Firaun tidak mau berdoa kepada Allah kecuali saat ia sudah kritis. Seseorang yang sadar akan posisinya sebagai hamba, menyadari kelemahan dirinya, hatinya dalam ketundukan dan ketaatan kepada Allah maka ia akan mudah berdoa memohon kepada Allah.
Sifat Allah yakni ingin memberi yang terbaik (yang paling memuaskan, yang paling cocok) pada umatnya.
-Sura Ghafir, Ayah 60
-
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
(Bahasa Indonesia)
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”
Allah menyuruh kita pada ayat di atas untuk berdoa kepada-Nya. Ayat di atas adalah jaminan atas doa seorang umat bahwa akan dikabulkan oleh Allah. Maka alangkah ruginya jika kita mau berharap kepada selain Allah. Orang yang mau meminta kepada Allah maka berarti orang tersebut mempunyai sifat rendah diri kepada Allah. Dengan demikian orang yang mau menghamba kepada Allah, berarti tak ada kesombongan dirinya kepada Allah. Bahkan saat kita tak tahu apa keinginan kita, maka Allah tahu apa yang sebenaenya kia butuhkan.
HR Tirmidzi
Tak ada yang bisa mengubah takdir kecuali doa dan amal kebaikan.
Takdir adalah ketetapan Allah. Namun jangan lupa takdir bisa diubah seperti dalam ayat tadi yakni dengan doa dan amal kebaikan. Maka berdoalah tanpa jenuh, ibarat kita mengetuk pintu. Lama-kelamaan jika kita mengetuk terus maka pasti lambat laun akan terbuka. Bisa jadi kita terhindar dari sebuah musibah dikarenakan doa kita.
Allah paling senang ketika hambanya bergantung pada-Nya di kala sudah tidak ada lagi tempat ia bisa bergantung. Doa ibu adalah doa yang mustajab karena beliau berdoa tanpa pamrih. Doa ibu menembus langit maka sekesal apapun janganlah kita berkata yang buruk pada ibu. Seperti kisah ibunda Syekh Sudais yang ibunya mendoakan ia menjadi imam masjid di kala ibunda kesal dengan kenakalannya. Terbukti doa sang ibunda diijabah oleh Allah. Maka sebagai ibu, perhatikanlah tutur kata karena mustajabnya perkataan seorang ibu.
Adab berdoa:
1. Kondisikan hati kita dalam merendah diri kepada Allah. Jauhkan kesombongan
2. Jauhkan hati kita dari segala dzon (prasangka) karena doa itu membutuhkan keyakinan. Kita tak boleh ragu-ragu, harus yakin bahwa doa kita akan didengar oleh Allah.
3. Tidak berputus asa. Berdoalah terus menerus sambil mengintrospeksi diri. Mungkin masih ada hal-hal yang kurang disukai Allah dari perilaku kita sehingga Allah tidak berkenan. Teruslah perbaiki diri sambil terus berdoa memohon.
4. Hadirkan rasa butuh. Berdoalah dengan serius menghadirkan hati, jangan sekedar di bibir saja. Misalnya doa memohon kebaikan di dunia dan akhirat, karena sudah hafal, hanya kita ucapkan tanpa diresapi sepenuh hati akan makna doa tersebut.
Bagaimana jawaban Allah atas doa kita:
1. Langsung dikabulkan
Ini adalah keinginan semua hamba yang berdoa.
2. Allah tunda
Allah beri jeda waktu sebelum doa itu dikabulkan. Seperti kisah nabi Zakaria yang diuji dalam hal keturunan. Ketika berdoa Ia mengatakan : Aku tak pernah kecewa dalam meminta berdoa padaMu ya Allah.
Begitu pula Nabi Ayub yang diuji dengan penyakit, anak-anaknya meninggal, serta istrinya yang juga menyerah terhadap ujian ini. Namun Allah menggantikan dengan dilipatgandakan baik kesehatan, anak, dan hartanya. Allah ingin memberi hadiah di waktu terbaik.
3. Allah ganti dengan yang lebih baik
Mungkin seolah doa kita tak dikabulkan, namun sesungguhnya Allah memberikan kita ganti yang lebih baik. Allah memberi dengan ilmuNya. Sedangkan kita sebagai hamba meminta dengan kebodohan kita. Allah Maha Tahu dengan keadaan kita.
Waktu mustajab berdoa:
1. Salat tahajud di sepertiga malam
2. Saat dianiaya atau dizalimi
3. Saat turun hujan
4. Saat di antara azan dan iqamah