(sebuah catatan dari kajian yang diikuti penulis)
Dua ayat di dalam Al-Quran yang terkait dengan keluarga:
Al Furqan: 74
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
(Bahasa Indonesia)
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
At Tur: 21
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
(Bahasa Indonesia)
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.
At-Tahrim: 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
(Bahasa Indonesia)
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Ar-Rum: 21
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
(Bahasa Indonesia)
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Membangun keluarga itu seperti membangun perahu. Kekuatan perahu itu berbeda-beda. Target pernikahan itu adalah dikumpulkan kembali di Jannah-Nya. Jika kita menginginkan perahunya itu kokoh, maka
3 hal yang harus dibangun dalam sebuah keluarga:
1. Sakinah
artinya ketenangan. Adanya pernikahan membuat keduanya menjadi lebih tenang. Yang pacaran tak akan mendapatkan sakinah. Namun tenang ini bukan berarti akan tenang terus tanpa adanya perjuangan untuk tenang. Kunci untuk menciptakan sakinah yakni saling menghormati serta menghargai kelebihan dan melupakan kesalahan serta kekurangan yang kecil-kecil. Kita ingin perubahan itu terjadi pada hal yang lebih fundamental. Maka dengan melupakan yang kesalahan kecil-kecil tersebut, kita dapat lebih fokus untuk menggapai perubahan yang fundamental.
Senantiasa berharap kelebihannya dapat mendidik kita menjadi lebih baik dan serta kekurangannya menjadi ladang pahala bagi kita. Sudut pandang yang harus didahulukan yakni mana yang lebih mulia di mata Allah. Kita niatkan segala perubahan untuk menjadi yang lebih baik. Namun kita harus tetap ingat jika kita memang merasa tertekan, komunimasikan. Jangan sampai kita depresi hingga bahkan bisa menyebabkan kita ingin mengakhiri hidup.
2. Mawaddah
adalah cinta yang menggelora antara suami dan istri. Meskipun sudah lama berumah tangga, seorang istri harus tetap berusaha membahagiakan dan melayani suaminya. Diniatkan sebagai sebuah ibadah agar jangan sampai suami berzina.
3. Rahmah
Rahmah adalah perhatian yang semakin besar seiring berjalannya waktu. Saling menyayangi dengan caranya masing-masing. Rahmah ini harus selalu kita pinta kepada Allah. Ya Allah turunkanlah kepada kami rahmah dan kasih sayang-Mu. Ini juga harus kita tularkan kepada anak-anak (yaitu Sakinah dan Rahmah).
3 hal tersebut datang dari Allah, namun kita juga tetap harus memperjuangkannya.
An-Nur: 26
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
(Bahasa Indonesia)
Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
An-Nisa: 34
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
(Bahasa Indonesia)
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shalih adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.
Menjaga kehormatan dengan tujuan melakukan sesuatu yang jika di hadapan suami kita tak akan malu. Itu adalah parameternya.
Dalam suatu hadist, Rasulullah membanggakan umatnya yang banyak. Maka Rasulullah menganjurkan untuk memiliki banyak anak. Ini juga untuk menyemangati perempuan, agar kehamilan dan membesarkan anak ditujukan untuk ibadah.